Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi, merosot mendekati angka Rp9.450 per dolar AS, karena pelaku pasar masih memburu dolar AS menyusul membaiknya nilai dolar AS di pasar global. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp9.445/9.450 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.415/9.504 per dolar AS atau melemah 30 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan, Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih belum dapat menahan tekanan pasar terhadap rupiah. Akibat faktor negatif, terutama dari pasar global masih tinggi, BI hanya bergerak apabila rupiah berada pada posisi yang sangat tertekan, katanya. Rupiah, menurut dia, mendapat tekanan akibat pengaruh ekonomi global yang melemah yang ditimbulkan oleh krisis kredit sektor perumahan yang terjadi di Amerika Serikat yang berimbas ke kawasan Eropa. Krisis itu memicu pelaku pasar lebih cenderung membeli dolar AS ketimbang rupiah meski pertumbuhan ekonomi AS semakin melambat, katanya. Rupiah diperkirakan akan masih tertekan dalam kisaran antara Rp9.450 sampai Rp9.475 per dolar AS, karena tekanan itu masih tetap kuat. Namun BI akan tetap menjaga agar rupiah tidak menembus angka Rp9.500 per dolar AS, ujarnya. Ia mengatakan, apabila rupiah mencapai angka Rp9.500 per dolar AS, maka pergerakan mata uang lokal itu akan terus terpuruk yang dikhawatirkan pada akhir tahun ini mencapai Rp10.000 per dolar AS. "Karena itu, kami optimis BI akan tetap menjaga rupiah agar tidak meliwati angka Rp9.500 per dolar AS, katanya. Rupiah pada sore nanti diperkirakan akan tetap terkoreksi, karena tekanan pasar masih belum reda. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008