Samarinda (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bontang menetapkan harga eceran tertinggi (HET) elpiji ukuran 12 kilogram sebesar Rp85.000 per tabung.
Kepala Dinas Perindutrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bontang, Syarifah Nurul, Minggu, menegaskan, penetapan harga itu berdasar perhitungan kenaikan harga elpiji sebesar 9,5 persen yang telah ditetapkan pemerintah, pada akhir Agustus 2008.
"Jika asumsi kenaikan 9,5 persen itu Rp9.000, maka harga elpiji yang sebelumnya Rp61 ribu menjadi Rp69 ribu per tabung ukuran 12 kilogram," katanya.
Namun, katanya, melihat kondisi di lapangan, maka Pemkot Bontang berinisiatif mematok harga eceran tertinggi elpiji ukuran 12 kilogram di Bontang hanya Rp85 ribu.
Namun, dari pantauan di sejumlah pengecer di Bontang, harga elpiji ukuran 12 kilogram masih terlihat dijual berkisar Rp100 hingga Rp120 ribu.
Menurut dia, Kepala Disperindag Kota Bontang bersama Pertamina berjanji, akan menindak agen yang menjual elpiji di atas harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan Pemkot Bontang.
"Kami telah berkoordinasi dengan Pertamina dan jika ada agen yang menjual elpiji di atas harga yang telah ditetapkan, maka Pertamina akan menghentikan sementara pasokan ke agen itu," katanya.
Ia mengakui, sempat menemukan sebuah toko menjual elpiji Rp120 per tabung, namun pihaknya tidak bisa memberikan sanksi sebab toko tersebut hanya sebagai pengecer.
"Jika harga itu sudah sampai di pengecer, kami tidak bisa berbuat apa-apa sebab yang memiliki koordinasi langsung dengan Pertamina adalah agen yang ditunjuk," katanya.
Ia mengatakan pihaknya hanya dapat mengimbau pengecer agar menjual elpiji secara wajar dan tidak mengambil untung terlalu besar.
Sementara, salah seorang anggota LPK (Lembaga Perlindungan Konsumen) Kota Bontang, Aliyasan menilai, melambungnya harga elpiji disebabkan kurangnya pasokan dari Pertamina Balikpapan ke Kota Bontang.
Dari data LPK Bontang selama Ramadan, katanya, salah satu agen resmi elpiji PT Irama Dunia hanya mendapat pasokan gas elpiji ukuran 12 Kg berkisar 17.850 tabung.
Padahal, pada tahun sebelumnnya di bulan yang sama, distribusi elpiji mencapai 23.000 tabung.
"Pasokan elpiji dari Pertamina ke tiga agen elpiji di Bontang berkurang dari tahun sebelumnya. Penetapan harga eceran itu tidak akan efektif jika elpiji tetap langka. Kami berharap, Pertamina menormalkan pasokan sesuai kuota, agar harga elpiji bisa normal kembali," katanya.
Salah seorang warga Bontang, Puji, mengaku sejak dua pekan terakhir, elpiji di Bontang sulit ditemukan. Ironisnya, di kota penghasil gas tersebut kata warga Bontang Kuala itu melambung hingga Rp120 ribu per tabung.
"Kalau harganya mahal tetapi mudah ditemukan mungkin masih baik, Tetapi, yang kami sayangkan sudah mahal sulit lagi ditemukan," kata mahasiswi Unmul Samarinda, asal Bontang tersebut.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008