Selain menekan angka NPL, Bank Sumut juga terus menggiatkan ​​​​​pengelolaan piutang serta recovery aset.

Medan (ANTARA) - Manajemen PT Bank Sumut terus berupaya menekan angka kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) hingga di kisaran tiga persen pada akhir 2019 dari saat ini yang masih 4,5 persen.

"NPL Bank Sumut terus turun.Semoga pada akhir 2019 bisa tinggal di kisaran 3 persen," ujar Direktur Utama Bank Sumut Muchammad Budi Utomo di Medan, Sumatera Utara, Minggu.

Dia mengatakan itu di sela acara HUT Bank Sumut ke-58 di Lapangan Benteng, Medan yang dihadiri ratusan masyarakat.

Acara puncak HUT ke - 58 Bank Sumut tersebut diawali jalan santai yang dilepas Pelaksana tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan dimeriahkan artis Sammy Simorangkir.

Baca juga: Bank Sumut-GoPay kerja sama pembayaran PBB

Selain menekan angka NPL, Bank Sumut juga terus menggiatkan
​​​​​pengelolaan piutang serta recovery aset.

Alasan dia, karena kredit macet itu yang sudah lama atau utang lama, bukan dari kredit baru.

"Selain berupaya menekan NPL, Bank Sumut juga akan meningkatkan penyaluran kredit," katanya

Dia mengakui, selama ini kredit Bank Sumut masih terbesar ke Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Bank Sumut harus keluar dari zona itu (ASN) dan menunjukkan fungsinya sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk semua rakyat," ujarnya.

Baca juga: Sumut gali potensi kerja sama pariwisata dengan Kepri

Budi Utomo menyebutkan, Bank Sumut akan membidik pembiayaan ke sektor UKM dan sektor komersial lainnya.

Untuk itu, katanya, Bank Sumut, terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) .


"Peningkatan kredit memang jadi target.Namun dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, manajemen harus hati-hati dan lebih selektif untuk menjaga NPL ," katanya.


Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori mengatakan, Bank Sumut memang terus ditekankan untuk memperhatikan NPL yang masih di atas 4 persen.


"Secara keseluruhan performa Bank Sumut masih positif. Dari sisi rentabilitas-nya, Bank Sumut juga bagus, namun NPL-nya harus bisa ditekan di bawah 4 persen," ujarnya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019