Jambi, (ANTARA News) - Lima kepala keluarga (KK) Suku Anak Dalam (SAD) atau dikenal Orang Rimba dari kelompok Temenggung Jawat, yang bermukim di sekitar hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Kabupaten Sarolangun, Jambi siap menganut agama Islam.Mereka kini sedang dibina mempelajari ilmu agama Islam dan siap masuk Islam agar bisa bersosialisasi dengan masyarakat kampung, ungkap Direktur Eksekutif Kelompok Peduli Suku Anak Dalam (Kopsad) Provinsi Jambi, Budi VJ, Minggu (14/9).Menurut Budi, komunitas SAD dari Kelompok Jawat itu mengharapkan pemerintah membangun rumah layak huni untuk komunitas suku tertinggal itu agar tidak lagi hidup berpindah-pindah di dalam hutan.Kondisi kehidupan SAD di daerah itu amat memprihatinkan dan untuk sementara sudah ada perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berjanji akan membuatkan tempat tinggal mereka.Budi mengatakan, belasan KK SAD binaan Kopsad, sejak beberapa tahun lalu telah menganut agama Islam dan di antaranya sudah ada yang diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah. Seorang Guru Besar dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syaifuddin Jambi, Prof DR Mutholib yang lebih 20 tahun meneliti kehidupan SAD, menyatakan Orang Rimba yang kini disebut Komunitas Adat Tertinggal tidak mengenal pendidikan formal apalagi agama.Orang Rimba hanya mengenal agama lokal sebagai kebiasaan yang berlaku di dalam kehidupan komunitas tersebut dengan mengadobsi agama mayoritas masyarakat kampung sekitar, seperti tahu bulan puasa tidak boleh makan dan jalan-jalan, menanam padi setelah Hari Raya Haji.Bahkan di kalangan tokoh SAD yang bisa mengobati orang sakit atau digigit hewan berbisa dengan mengucapkan mantra berkat "Kabul Laillahailallah"--padahal mereka bukan beragama Islam--, ujar Prof Mutholib.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008