Penjualan saffron meningkat drastis dari waktu ke waktu seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan ingin praktis, serta higienis

Sukabumi Jabar (ANTARA) - Permintaan Saffron yang merupakan rempah-rempah asal Iran terus meningkat di pasar Indonesia, dimanfaatkan pelaku usaha khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam memasarkan produk herbal ini.

"Penjualan saffron meningkat drastis dari waktu ke waktu seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan ingin praktis, serta higienis," kata Owner Saffronesia (Saffron Indonesia) Intan Taziri di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu.

Menurutnya, ribuan gram saffron sudah habis terjual dalam tiga bulan terakhir ini. Produk rempah tersebut diimpor oleh Saffronesia bekerja sama dengan Shamim Saffron untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

Intan mengatakan pemasaran saffron di Indonesia banyak melibatkan UKM yang memasarkan kembali herbal khas Iran itu melalui media sosial maupun jaring pemasaran lainnya.

Sementara itu, Owner Shamim Saffron Masoud Mahmoudipour menambahkan peluang pasar rempah-rempah untuk makanan dan kesehatan sangat baik terlihat dari banyaknya inovasi di bidang kuliner di seluruh negara, apalagi di Indonesia yang memiliki ragam budaya dan kuliner.

"Dengan adanya kolaborasi ini ini kami yakin hubungan dagang antara Iran dan Indonesia semakin erat. Tentunya ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai pelaku usaha untuk meningkatkan pendapatan serta ekonomi," ujarnya.

Saffron merupakan rempah-rempah herbal yang berasal dari bunga Crocus sativus yang kemudian dikeringkan dan digunakan bumbu pada makanan atau dibuat sebagai minuman.

Rempah-rempah khas Iran itu memiliki banyak khasiat, di antaranya pencegah kanker, mengurangi tekanan darah, melancarkan pencernaan, mengontrol suasana hati, mengurangi gejala haid, dan mengurangi gejala morning sickness pada ibu hamil.

Saffronnesia bekerja sama dengan Shamim Saffron juga hadir pada pameran Salon International de l’alimentation (SIAL) Interfood 2019 yang diikuti 880 perusahaan dari 30 negara pada pada 13-16 November 2019.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019