Karena wisata internasional biasanya lebih ke sifat alami, bukan lokasi yang dibuat-buatBantul (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke objek wisata wilayah ini karena diakui tingkat kunjungan wisatawan mancanagera ke Bantul masih minim.
"Kalau untuk wisatawan asing di Bantul masih sedikit, di bawah 30 ribu orang setahun, jadi memang segmen (wisatawan) lokal Bantul luar biasa, tatapi kalau untuk asing sedang kita upayakan," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Sabtu.
Bahkan tingkat kunjungan wisatawan asing ke Bantul jika dibandingkan dengan data kunjungan wisatawan mancanagera ke DIY masih jauh, untuk tahun lalu DIY dikunjungi sekitar 500 ribuan wisatawan, sedangkan pada 2019 hingga triwulan tiga tercatat sekitar 380 ribuan orang.
Baca juga: BPD DIY promosikan pariwisata Bantul melalui Bantul 10K "City Run"
Dia mengatakan, upaya yang dilakukan Pemda Bantul ke depan dalam menggenjot kunjungan wisatawan asing diantaranya dengan melakukan beberapa pembenahan atau peningkatan sarana yang signifikan terutama di objek-objek wisata perdesaan atau desa wisata - desa wisata.
"Karena wisata internasional biasanya lebih ke sifat alami, bukan lokasi yang dibuat-buat, sehingga kami justru sekarang sedang menggiatkan pemberdayaan desa wisata dalam rangka untuk menyajikan wisata yang original dan kultur yang memang khas asli tidak dibuat-buat," katanya.
Menurut dia, jika desa wisata sudah dapat menyajikan wisata yang khas sesuai kultur budaya masyarakat, maka akan dipamerkan ke luar negeri dengan bekerja sama dengan Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Yogyakarta.
"Juga ada upaya lain kita kemarin dengan teman-teman ASITA sepulang dari Jepang kita mengobrol, supaya DIY masukan dari teman ASITA ada travel dialog di luar negeri, tetapi minta dukungan dari pemerintah, kemarin saya sanggupi kalau untuk di ASEAN, Insya Allah kita akan dukung," katanya.
Dengan demikian, kata dia, dalam realisasi travel dialog ke luar negeri nanti baik dari pemangku kepentinganwisata pemerintah dan teman-teman ASITA berangkat secara mandiri untuk kemudian melaksanakan program tersebut secara bersama-sama.
"Dari ASITA berangkat sendiri, kami berangkat sendiri bukan dari anggaran pemerintah, tapi ASITA dalam rangka promosi ke luar negeri memang perlu didampingi pemerintah karena untuk meyakinkan wisatawan bahwa program mereka tawarkan itu sudah terlegalisasi oleh pemerintah," katanya.
Baca juga: Dinas Pariwisata Bantul inventarisasi kegiatan unggulan tarik wisman
Baca juga: Dinas Pariwisata sebut sembilan desa wisata di Bantul tidak 'sehat'
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019