Srinagar, India (ANTARA News) - Satu orang tewas dan 70 orang terluka di Kashmir India Jumat ketika tentara menembakkan peluru dan tembakan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa oleh umat Islam terhadap pemerintah New Delhi di wilayah yang disengketakan itu.Penembakan itu terjadi di kota Shopia persis di selatan Srinagar, ibukota musim panas Kashmir, tempat beberapa ribu jemaah berdemonstrasi setelah shalat Jumat mingguan."Saya melihat beberapa orang jatuh ketika pasukan menembak secara tidak pandang bulu," saksi Muzamil Ahmad mengatakan melalui telpon. Sedikitnya 12 orang terkena oleh peluru dan dibawa bergegas ke rumah sakit setempat, kata pejabat.Pengunjuk rasa kemudian melempar batu dalam bentrokan dengan polisi, kata saksi."Penindas, keluar dari Kashmir," teriak pengunjuk rasa di Srinagar. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang melempar batu meletus di beberapa daerah di Kashmir, kata saksi. Jumat dini hari, Yasi Malik, seorang pemimpin senior separatis dan ketua Front Pembebasan Jammu Kashmir (JKLF), terluka ketika polisi menggunakan gas air mata dan tongkat untuk membubarkan ribuan demonstran yang ia pimpin di Srinagar. Malik berteriak "Allahu Akbar, kita akan memutus rantai ini", sebelum polisi menembakkan gas air mata, kata saksi. "Malik jatuh tidak sadar dan dengan segera dibawa ke rumah sakit," kata Showkat Bakhshi, seorang jurubicara JKLF. Sedikitnya 37 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan pemerintah di Lembah Kashmir yang mayoritas-Muslim sejak bulan lalu, ketka beberapa unjuk rasa pro-kemerdekaan terbesar meletus sejak pemberontakan terhadap pemerintah New Delhi 1989. Lebih dari 1.000 orang terluka dalam unjuk rasa itu, yang dipicu oleh keputusan untuk memberikan tanah bagi perlindungan orang Hindu pada ziarah tahunan ke Kashmir, satu dari wilayah yang sangat dimiliterkan di dunia. Pemerintah mengerahkan ribuan tentara di sekitar lembah itu untuk mencegah demonstrasi yang diserukan oleh kelompok separatis yang berbeda di kawasan itu. Tentara India telah dikecam oleh kelompok hak asasi manusia Kashmir dan internasional karena menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk memadamkan unjuk rasa di wilayah Himalaya itu. Beberapa pejabat mengatakan kekerasan yang melibatkan tentara India dan gerilyawan Kashmir telah menurun secara signifikan sejak India dan Pakistan, yang mengklaim wilayah itu seluruhnya tapi memerintah hanya sebagian, memulai proses damai yang bergerak-lambat pada 2004. Namun orang masih tewas dalam tembak-menembak dan ledakan yang sekali-sekali terjadi. Secara terpisah, pasukan keamanan India menembak mati lima gerilyawan dalam bakutembak di Kashmir selatan Jumat, kata polisi. Puluhan ribu orang telah tewas di wilayah yang dicabik-perselisihan itu sejak gerilyawan Muslim melancarkan kampanye besar menentang pemerintah India di Kashmir 20 tahun lalu, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008