Islamabad (ANTARA News) - Pertempuran di kawasan suku Pakistan di daerah-daerah sepanjang perbatasan dengan Afghanistan hari Jumat menewaskan sedikitnya 40 gerilyawan dan dua prajurit, kata sejumlah pejabat. Ribuan prajurit, yang didukung oleh helikopter meriam, tank dan artileri, menyerang sejumlah posisi militan di daerah-daerah Tang Khata, Rashkai dan Khazana di distrik suku Bajaur, sebuah kawasan yang dikenal sebagai tempat persembunyian gerilyawan Al-Qaeda dan Taliban, yang melancarkan serangan-serangan lintas batas terhadap pasukan internasional pimpinan AS di Afghanistan. "Menurut laporan-laporan awal, sekitar 40 gerilyawan tewas sementara dua prajurit mati syahid dalam aksi itu," kata jurubicara angkatan darat Mayor Murad Khan kepada DPA. Belasan prajurit juga cedera dalam tembak-menembak yang berlangsung selama beberapa jam, katanya. Bentrokan-bentrokan baru itu terjadi sehari setelah pertempuran hebat menghancurkan sistem komando dan kendali gerilyawan dan menewaskan hampir 100 militan di distrik yang sama. Korban-korban tewas baru itu meningkatkan jumlah kematian di pihak Taliban menjadi sekitar 700 dalam bentrokan-bentrokan yang meletus bulan lalu ketika Islamabad mengirim pasukan ke kawasan itu untuk menghancurkan tempat-tempat persembunyian Taliban. Namun, operasi militer itu juga menimbulkan gelombang pengungsi dari Bajaur ke tempat-tempat yang lebih aman di Provinsi Perbatasan Baratlaut yang berdekatan. Kawasan suku Pakistan dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008