Samarra, Irak (ANTARA News) - Seorang penyerang bom bunuh diri menabrakkan truknya yang berisi peledak ke kantor polisi di kota Dujail, Irak tengah, Jumat, menewaskan sedikitnya 25 orang, kata beberapa pejabat keamanan dan polisi.
Serangan itu terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB) di kota Syiah itu, yang terletak di provinsi Salaheddin yang berpenduduk Sunni, daerah sebelah utara Baghdad, hanya beberapa menit sebelum orang berbuka puasa pada bulan suci Ramadan.
Seorang pejabat kementerian dalam negeri di Baghdad mengatakan, sekitar 40 orang juga cedera dalam serangan itu, sementara seorang polisi dari Salaheddin mengatakan bahwa 21 orang cedera.
Seorang pejabat kementerian pertahanan di Baghdad juga mengkonfirmasi serangan itu.
Dujail, 40 kilometer sebelah utara Baghdad, adalah lokasi usaha pembunuhan terhadap almarhum Presiden Saddam Hussein pada 1982.
Mantan pemimpin Irak itu dieksekusi pada Desember 2006 setelah sebuah pengadilan Irak menyatakan ia bersalah memerintahkan pembunuhan lebih dari 140 orang Syiah yang dituduh merencanakan usaha pembunuhan terhadapnya pada 1982 di Dujail.
Pemboman bunuh diri Jumat itu merupakan serangan terbesar kedua dalam waktu kurang dari tiga pekan dan dilakukan pada saat kekerasan di Irak mencapai tingkat terendah dalam waktu empat tahun.
Serangan bom bunuh diri besar terakhir terjadi pada 26 Agustus, ketika seorang pelaku menggagalkan pemeriksaan keamanan di sebuah pusat perekrutan polisi di Jalawla dan meledakkan dirinya, menewaskan sedikitnya 25 pemuda.
Jalawla terletak di provinsi Diyala, yang dianggap sebagai salah satu daerah paling berbahaya di Irak.
Serangan Jumat itu memiliki ciri Al-Qaeda, yang dituduh melakukan serangan-serangan spektakuler semacam itu oleh militer AS di masa silam.
Kamis, Jendral AS David Petraeus, panglima pasukan koalisi di Irak, menyatakan, kelompok jihad itu telah "rusak, mengalami degradasi dan berada dalam pelarian" namun masih belum terkalahkan.
Menurut perwira tinggi AS itu, kelompok tersebut masih mampu melancarkan "serangan-serangan mematikan, sensasional, berbahaya dan barbar. Al-Qaeda tetap berbahaya dan sangat mudah menyesuaikan diri". Demikian AFP.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008