Mahfud saat ditemui seusai acara Silaturahmi Akademisi Yogyakarta di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jumat malam, menyebutkan saat ini banyak berita hoaks yang seolah mempertentangkan dirinya dengan kepolisian terkait kasus teror bom di Mako Polrestabes Medan.
Baca juga: Mahfud sebut jaringan pelaku bom Medan sudah diketahui
"Misalnya begini ya, menurut Menkopolhukam pelaku teror satu meninggal, satu melarikan diri. Polisi bilang satu pelakunya, lalu dipertentangkan seakan berbeda, padahal sama, yang satu bagi saya diburu," kata dia.
Kenyataannya, lanjut Mahfud, kepolisian saat ini telah menahan 13 orang yang diduga terlibat dalam kasus bom bunuh diri itu.
Baca juga: Bantah kebobolan, Mahfud: Terorisme selalu "hit and run"
"Kan tidak ada pertentangan. Tapi kalau medsos itu membuat berita-berita yang sama sekali tidak benar," kata dia.
Terlepas dari kasus itu, Mahfud juga mengaku pernah dipertentangkan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani terkait pernyataannya tentang peningkatan upaya deradikalisasi.
Baca juga: Menkopolhukam: bom Medan pintu masuk bongkar jaringan terorisme
"Kata Mbak Puan deradikalisasi harus dievaluasi ulang. Itu pertanyaan satu sisi ke Mbak Puan. Lalu ditanya ke saya lagi (saya katakan) ya harus ditingkatkanlah, lalu dipertentangkan," kata dia.
Kemudian hal itu ada yang menyimpulkan bahwa ada pertentangan antara DPR dan Menkopolhukam. Padahal, menurut dia, peningkatan deradikalisasi itu juga berangkat dari evaluasi seperti yang disampaikan Puan.
Baca juga: Hoaks, pria meledak di Poltabes Medan adalah pengemudi "ojol" yang dijebak
"Tidak usah dipertentangkan, sama. Sekarang hal-hal begitu seakan-akan masyarakat di tingkat bawah yang tidak cerdas (menganggap) seolah-olah pemerintah sekarang tidak kompak padahal sekarang sedang sangat kompak," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019