Kita bicara Kabupaten Pasuruan dulu, akan tetapi nanti untuk semua daerah yang berpotensi. Karena potensi lain juga harus dikembangkan.

Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjadikan wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebagai wilayah percontohan produksi sapi, yang nantinya bisa diterapkan pada daerah lain yang memiliki potensi serupa.

Mentan mengatakan bahwa dari total 700 ekor indukan sapi yang ada di Loka Penelitian Sapi Potong Kabupaten Pasuruan, berhasil bertambah menjadi 1.000 ekor sapi setelah dilakukan inseminasi buatan (IB).

"Prospeknya cukup bagus, oleh karena itu, saya uji coba di Kabupaten Pasuruan dan dijadikan percontohan," kata Syahrul, di Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Jumat.
Baca juga: Lima tahun, populasi sapi Indonesia meningkat lima juta

Syahrul menjelaskan, untuk menjadikan Kabupaten Pasuruan sebagai percontohan, tentunya harus melibatkan masyarakat. Untuk meningkatkan akselerasi program tersebut, nantinya seluruh pemangku kepentingan akan dilibatkan dengan kerja sama lintas sektoral.

Menurut Syahrul, untuk tahap awal, Kabupaten Pasuruan akan dijadikan sebagai percontohan produktivitas sapi tersebut. Nantinya, wilayah lain yang memiliki potensi serupa bisa belajar dari Kabupaten Pasuruan.

"Kita bicara Kabupaten Pasuruan dulu, akan tetapi nanti untuk semua daerah yang berpotensi. Karena potensi lain juga harus dikembangkan," ujar Syahrul.
Baca juga: BPPT-Australia kaji produktivitas peternakan sapi di kebun sawit

Saat ini, Loka Penelitian Sapi Potong memiliki populasi sapi sebanyak 1.000 ekor yang terdiri atas 550 ekor sapi Peranakan Ongole (PO), 250 ekor sapi Madura dan 200 ekor sapi Bali.

Loka Penelitian Sapi Potong tersebut merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang memiliki tugas untuk menghasilkan inovasi produksi bibit unggul sapi potong lokal.
Baca juga: Ogan Komering Ulu Timur pecahkan Rekor Muri inseminasi sapi terbanyak

Selain itu, juga sedang dilakukan riset untuk pengembangan sapi Belgian Blue (BB) dan sapi beranak Kembar. Sapi BB dilakukan melalui teknologi transfer embrio (TE) dan inseminasi buatan (IB) dengan induk sapi PO sejak tahun 2018.

Loka Penelitian Sapi Potong tersebut, juga berperan dan berkontribusi terhadap Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) melalui inovasi teknologi kit diagnosis kebuntingan dini dan suplementasi pakan berupa NUT-MB plus.

Kit diagnosis kebuntingan dini mudah diaplikasikan di lapangan dan dapat dilakukan sendiri oleh peternak, serta mampu mendeteksi kebuntingan sapi mulai umur kebuntingan 15 hari dengan akurasi 85-90 persen.

Baca juga: Didampingi LIPI, peternak sapi NTB pecahkan tiga rekor MURI

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019