Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro menilai tetap tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap TNI tidak lepas dari peran Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Hadi dinilai mampu membawa TNI melewati masa-masa sulit dengan kapasitas dan komitmen yang tinggi.
“Terutama pada Pemilu 2019 lalu, TNI berhasil menunjukkan netralitas dan mampu menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan,” kata Simon, sapaan akrab Ngasiman, melalui pernyataan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.
Masih tingginya "trust" publik terhadap TNI dapat dilihat dari survei LSI-Denny JA yang menunjukkan angka 89,0 persen, tertinggi di antara lembaga dan institusi negara lainnya, seperti KPK dan MK.
Meski secara umum survei tersebut menunjukkan kepercayaan publik terhadap berbagai institusi dan lembaga negara, serta institusi demokrasi, kata dia, TNI masih teratas.
Keberhasilan TNI dalam mengemban fungsi sebagai penjaga pertahanan negara dan merupakan manifestasi penegak keutuhan kedaulatan NKRI, serta berhasil mendukung suksesnya pelaksanaan demokrasi, kata dia, prestasi yang patut dibanggakan.
Selain itu, kata dia, TNI selalu membanggakan dalam penugasan PBB di berbagai penjuru dunia, dan memastikan negara hadir di daerah terpencil, di daerah perbatasan dan di pulau-pulau terdepan Indonesia.
Menurut dia, secara kelembagaan Panglima TNI berhasil menaikkan level sejumlah komando distrik militer (kodim) dari tipe B ke tipe A, diiringi dengan kenaikan pangkat dandim dari letnan kolonel ke kolonel.
Demikian juga, pada sejumlah komando resor militer (korem), dari tipe B ke tipe A, dengan danrem dari pangkat kolonel ke brigjen yang sulit dicapai di masa lalu.
Simon menyebutkan Hadi mampu merealisasikan pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan), struktur baru yang dibentuk untuk memperkuat koordinasi operasi TNI dalam mempertahankan wilayah Indonesia, padahal wacana pembentukannya sudah muncul sejak 2014.
Anggaran TNI dari Rp90 triliun naik menjadi Rp127,5 triliun, kemudian remunerasi menjadi 75 persen, dan sekarang sudah disetujui menjadi 80 persen, serta terbentuknya satuan baru TNI tiga matra yang dulu hanya konsep, lanjut dia, berhasil direalisasikan pada kepemimpinan Hadi.
Di bawah kepemimpinan Hadi, kata dia, hubungan yang baik antara TNI-Polri dan kemampuan kedua institusi pertahanan dan keamanan untuk bersinergi dalam agenda-agenda nasional juga berhasil dibangun.
"Komitmen dan kapasitas Hadi Tjahjanto dalam memperkuat pertahanan negara ", dengan demikian tidak usah diragukan lagi," kata Simon.
Baca juga: Bupati Jayapura memuji kinerja TNI-Polri dalam mengawal demokrasi
Baca juga: Ansor Lebak nilai TNI tetap berkomitmen jaga NKRI dan Pancasila
Baca juga: Akademisi : Peran TNI luas bukan hanya keamanan
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019