Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Tafkir PP Persatuan Islam (Persis), Muslim Mufti berharap sosok Kabareskrim Polri baru dipilih murni berdasarkan profesionalitas, kapasitas, dan kapabilitas yang dimilikinya, bukan dipilih karena ada kedekatan pribadi dengan pihak tertentu.
"Penunjukan Kabareskrim harus berdasarkan profesionalitas, kapasitas, dan kapabilitas tanpa mempertimbangkan sentimen personal apapun," kata Muslim melalui siaran pers PP Persis, Jumat.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah: Sosok Kabareskrim jangan terpaku agama tertentu
Menurutnya seorang Kabareskrim harus memiliki karir yang baik di bidang reserse. Hal itu penting karena dengan pengalaman yang matang, maka berbagai kasus besar diharapkan dapat diselesaikan dengan baik.
"Apabila sosok tersebut mempunyai integritas dan pengalaman matang di bidang reserse, maka kami yakin dan punya harapan kasus-kasus besar akan bisa diselesaikan dengan baik," katanya.
Ia menambahkan bahwa penyelesaian kasus-kasus tersebut tergantung dari kemampuan sosok Kabareskrim.
Ia mencontohkan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dan masih maraknya pungli di berbagai daerah adalah kasus yang harus segera diselesaikan.
"Kasus penuntasan Novel Baswedan dan jaminan kelancaran investasi di berbagai daerah supaya tidak ada hambatan, pungli dan sejenisnya," katanya.
Baca juga: ICW ingatkan hindari politisasi jabatan Kabareskrim
Khusus untuk kasus Novel, ia meminta agar penyelesaiannya diprioritaskan karena banyak pihak yang berharap Polri mampu segera mengungkap kasus tersebut.
Ia juga berpesan agar Kabareskrim yang baru dapat mengubah stigma di masyarakat yang menganggap bahwa perlakuan hukum kepada masyarakat kelas atas berbeda dengan masyarakat kelas bawah.
Baca juga: Kompolnas harapkan Kabareskrim mumpuni di bidang reserse
Baca juga: Polri: Kabareskrim baru insya Allah pekan ini
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019