Jakarta (ANTARA News) - Bestari, varietas baru bibit padi unggul hasil radiasi nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang baru dilepas Deptan pada 28 Juli 2008, telah panen perdana dengan produktivitas 11 ton per hektar.
"Potensi produktivitas Bestari dalam sertifikatnya kami masukkan 9,42 ton per ha, tetapi ketika melihat hasil di lapangan, tepatnya di Subang seluas 190 ha produktivitasnya bisa sampai 11 ton per ha," kata Pakar Pertanian dari Pusat Aplikasi Teknologi Isotop Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Suharyono di Jakarta, Jumat.
Bibit padi unggul Bestari lebih baik lagi daripada bibit yang dirilis Batan sebelumnya pada 2006, Mira 1, dari sisi produktivitasnya, kandungan proteinnya, kepulenan hingga penampilannya, katanya.
Potensi produktivitasnya, lanjut dia, bisa mencapai 9,42 ton per ha, lebih tinggi dari bibit unggul Mira 1 yang potensinya 9,2 ton per ha, kadar protein Bestari juga mencapai 9,18 persen lebih tinggi dari Mira 1 yang kadarnya 9,02 persen.
Tekstur nasinya, urainya, juga pulen di mana kadar amilosanya 21,62 persen dan gabahnya tidak berbulu, sedangkan Mira 1 kadar amilosenya 19 persen, selain itu rendemen gilingnya mencapai 73,68 persen, dan beras kepalanya (keutuhan beras setelah disosoh -red) 94,01 persen.
Sedangkan umur panennya sama dengan Mira 1 yakni 115-120 hari, juga ketahanan terhadap hama penyakit yakni tahan terhadap hama wereng coklat dan penyakit bakteri hawar daun.
Asal-usul Bestari berasal dari bibit Cisantana hasil riset Deptan yang diradiasi dengan sinar Gamma 0,20 Gy sehingga munculah padi mutan yang telah menjalani uji multilokasi di 28 lokasi, ujarnya.
Dekade lalu, petani menyukai varietas unggul IR-64 yang sempat ditanam sampai 25 juta ha atau 50 persen lahan yang bisa ditanam padi di Indonesia, namun akhirnya popularitasnya menurun karena sering diserang penyakit hawar daun.
Karena itu untuk mempertahankan varietas yang disukai petani, Batan melakukan teknik kombinasi persilangan dan iradiasi pada varietas tersebut dengan varietas hasil mutasi radiasi Batan.
Sehingga munculah bibit unggul seperti Woyla, Meraoke, Kahayan,
Winongo, Diah Suci, Yuwono, dan Mayang yang hasil panennya juga sudah banyak dikonsumsi masyarakat.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) juga mengklaim telah menanam bibit-bibit padi unggul Batan seperti Mayang, Diah Suci dan Mira 1, akumulasi selama tiga tahun (2005-2007) mencapai 1.120.949,4 ha di 10 provinsi.
Untuk 2008 HKTI juga tercatat memperluas produksi penangkaran benih padi 10.600 ha yakni 8.000 ha di Jabar, 1.000 ha di Jateng dan 1.600 ha di Jatim.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008