Tokyo (ANTARA) - Akademisi Jepang yang ditangkap di Bejing sejak September telah dibebaskan dan kembali ke negaranya pada Jumat, ungkap pejabat pemerintah.

Pembebasan itu merupakan langkah yang diharapkan dapat membantu membuka jalan bagi kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping tahun depan.

Profesor Universitas Hokkaido berusia 40 tahun itu ditahan oleh otoritas Beijing karena diduga melanggar hukum China. Media Jepang melansir bahwa sang profesor diyakini dituduh melakukan spionase.

Profesor itu pulang ke Jepang dalam kondisi sehat, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga saat konferensi pers.

Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan penahanan tersebut, mengingat sensitivitas isu itu. Menurutnya, ia dan Perdana Menteri Shinzo Abe "secara tegas" telah meminta pembebasan akademisi tersebut.

"Kami ingin menyambut Presiden Xi sebagai tamu negara pada musim semi mendatang dalam suasana yang menyenangkan dan telah menangani isu satu per satu," tambahnya.

Media Jepang melaporkan bahwa 13 warga sipil Jepang ditangkap di China atas dugaan keterlibatan aksi mata-mata sejak 2015.

Sumber: Reuters

Baca juga: China vonis penjara seumur hidup mantan politisi Jepang
​​​​​​​
Baca juga: China tahan pegawai konsulat Inggris di Hong Kong

Baca juga: China, Jepang, Korsel tingkatkan pertukaran budaya di tengah kemelut

Presiden Jokowi ungkapkan kepentingan kepercayaan strategis ASEAN-China

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019