Padang, (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat jumlah tunggakan iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional -Kartu Indonesia Sehat di wilayah kerja Padang mencapai Rp100 miliar meliputi Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai
"Tunggakan tersebut mulai dari satu bulan hingga 24 bulan dengan total peserta yang menunggak sebanyak 211 ribu orang," kata Kepala BPJS Kesehatan cabang Padang Asyraf Mursalina di Padang, Jumat.
Menurut dia untuk menarik iuran peserta yang menunggak pihaknya melakukan beberapa cara mulai dari petugas mengirimkan pemberitahuan lewat telepon, pesan seluler hingga email, hingga melibatkan kader JKN-KIS di tingkat kelurahan.
Baca juga: Tunggakan BPJS ke RS kian membengkak jika defisit berlarut
"Untuk peserta yang tunggakannya di bawah tiga bulan akan diberitahu lewat pesan seluler dan email, sedangkan untuk yang menunggak di atas tiga bulan hingga 20 bulan akan di telepon," kata dia.
Sedangkan peserta yang menunggak di atas 20 bulan akan didatangi oleh kader JKN-KIS yang direkrut dari masyarakat setempat.
Ia menyampaikan kader JKN-KIS tersebut dalam merekrut mengedepankan pendekatan persuasif dan kebanyakan adalah para ibu rumah tangga yang merupakan pekerja sosial masyarakat.
Saat ini di Padang ada 19 kader JKN-KIS dan satu orang kader diberi tugas membina 500 kepala keluarga.
Ia menyebutkan jumlah penerimaan iuran JKN-KIS di BPJS Kesehatan Cabang Padang hingga saat ini mencapai Rp600 miliar akan tetapi klaim berobat yang sudah dibayarkan mencapai Rp2 triliun.
Baca juga: Tunggakan iuran jaminan kesehatan 2018 capai Rp2,1 triliun
Baca juga: Direksi BPJS Kesehatan "turun gunung" ingatkan bayar iuran
"Artinya jauh lebih besar biaya yang dikeluarkan untuk berobat ketimbang iuran yang diterima dan itu didominasi untuk pembiayaan penyakit katastropik yaitu jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, talasemia dan hepatitis, kata dia.
Pada sisi lain ia menyebutkan tunggakan pembayaran klaim BPJS Kesehatan cabang Padang ke rumah sakit hingga saat ini sudah mencapai Rp300 miliar.
Sementara salah seorang kader JKN-KIS Kecamatan Padang Barat Dewi Renalda mengakui menjadi kader bukan pekerjaan yang mudah karena harus berhadapan langsung dengan masyarakat yang karakternya beragam.
"Kalau kami disebut debt kolektor juga tidak tepat, karena yang dilakukan adalah mengedukasi masyarakat akan pentingnya JKN-KIS," kata dia.
Ia mengakui dalam bekerja kerap mengalami intimidasi akan tetapi itu merupakan risiko pekerjaan dan apa yang dilakukan merupakan bentuk kontribusi untuk meningkatkan kepatuhan peserta dalam membayar iuran.
Baca juga: Pariaman berencana bayarkan tunggakan ribuan peserta JKN-KIS
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019