Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) Alue Dohong sepakat meningkatkan sinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pengembangan wisata di kawasan konservasi tanpa mengubah bentang alam yang masif.
"Bagi kita, khususnya yang di kawasan konservasi memang potensinya besar untuk menarik kunjungan wisatawan, tetapi prinsip-prinsip menjaga lingkungannya, dengan tidak mengubah bentang alam yang masif dan tidak menyebabkan gangguan terhadap flora dan fauna, itu prinsip utama. Wisatawan datang itu karena keindahan alamnya, sehingga harus kita jaga," kata Wamen Alue Dohong kepada Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Angela Tanoesoedibjo yang menemuinya di Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Tidak ada matahari kembar, Wamen LHK bantu percepat kinerja menteri
Sebelumnya Alue mengatakan ada banyak taman nasional yang belum terekspose dan menjadi destinasi wisata yang dapat menumbuhkan perekonomian dan kesempatan kerja.
“Kami menyambut baik, misalnya investasi wisata di kawasan konservasi. Perlu kita diskusikan lagi terutama bagaimana langkah-langkah kerjasamanya, baik itu dalam hal promosi, sekaligus misi utamanya untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup di kawasan konservasi," katanya.
Kehadiran Angela ke KLHK sesuai permintaan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang mengingatkan agar antarkementerian dan lembaga bekerjasama lintas sektoral.
"Lintas sektoral yaitu kerja bersama, bukan berarti tumpang tindih, melainkan bersinergi, saling mendukung dan memperkuat sesuai dengan tugas dan fungsi pokok masing-masing”, ujar Alue.
Sejalan dengan hal tersebut, Wamen Angela mengungkapkan Kemenparekraf berkomitmen untuk bisa mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan tetap menghormati alam, budaya, dan sumber daya di wilayah tersebut.
"Jadi memang tujuan kami datang ke sini, bagaimana kita tidak hanya berkoordinasi, tapi juga bekerjasama tanpa adanya tumpang tindih seperti yang Pak Wamen katakan tadi. Tentunya supaya bisa sama-sama berjalan antara pengembangan wisata dan konservasi itu sendiri," kata Angela.
Baca juga: Sensasi menginap di kawasan konservasi orangutan
Hasil pertemuan
Dari pertemuan ini, Wamen Alue menyampaikan sejumlah kesimpulan. Yang pertama, yaitu perlu segera dilakukan review terhadap MoU antara dua kementerian yang akan habis tahun depan.
Kedua, perlu dilakukan perluasan koordinasi Kementerian/Lembaga (K/L) lain di antaranya Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian BUMN, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketiga, perlu dilakukan identifikasi program kerja sama pengembangan wisata antara KLHK dan Kemenparekraf di luar destinasi wisata prioritas dan super prioritas.
Keempat, perlu ada pertemuan dengan Pemda untuk mengetahui kondisi hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan selama ini. Kelima, perlu dibuat tabulasi peran masing-masing pemangku kepentingan, dan dilakukan pertemuan secara berkala untuk evaluasi kemajuan kerjanya.
Pada pertemuan ini, Wamen Alue Dohong didampingi oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Direktur Kemitraan Lingkungan, dan Plt. Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat.
Baca juga: BLU taman nasional ditujukan mendanai kawasan konservasi berkelanjutan
Baca juga: Kawasan konservasi Kalteng penting sebagai penopang kehidupan
Baca juga: Papua Barat upayakan kawasan hutan konservasi jadi 70 persen
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019