Bandung (ANTARA News) - Rumah Musik Harry Roesli (RMHR) di Bandung yang digagas oleh almarhum seniman dan pemusik kondang Harry Roesli, berupaya go international. Untuk itu RMHR yang kini dilanjutkan oleh Layala Roesli putra ke-dua dari almarhum Harry menyiapkan sebuah kolaborasi unik musik tradisional dengan musik pencampuran seni gamelan dan Jazz. Selain itu kini dilakukan latihan-latihan yang diikuti 20 anak musisi jalanan dengan bermacam jenis musik yang dikuasai yang waktunya hampir setiap hari. Menurut Layala, RMHR yang didirikan dari tahun 1998 mempunyai sifat tersendiri yaitu satu komando dari almarhum Hari Roesli tanpa ada pemisahan antara seni, tari, musik, tetapi setelah Harry wafat, setiap kegiatannya berbentuk sistem-sistem yang disekat dalam lingkup masing-masing. Sekarang ada pemisahan antara satu kegiatan lingkup seni, tari, musik, budaya dan sosial, dengan pengurus masing-masing, katanya. Namun menurut Layala, jika RMHR pada mulanya terkenal dengan rumah musisi anak jalanan, kini istilahnya anak jalan berubah menjadi anak asuh RMHR. Perubahan ini terjadi ketika mencuat stigma masyarakat terhadap musisi jalanan yang tidak lebih dari anak yang terbuang, sehingga menimbulkan ketidak percayaan diri pada anak-anak yang ada dalam RMHR, katanya. Ia juga mengatakan pelatihan musik (RMHR) tidak hanya diikuti oleh musisi jalanan, tetapi anak-anak cacat fisik juga autis, mereka selain didik musik juga diberikan pengetahuan permusikan yang tengah berkembang. Di beberapa kesempatan musisi jalanan RMHR kerap digandeng musisi kaliber Indonesia dan mengikuti acara bergengsi seperti Youth music festifal. Di RMHR semula sebanyak tiga ribu anak jalanan keluar masuk RMHR, namun kini jumlahnya berkurang karena kesibukan masing-masing.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008