Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan meminta pengelola pelabuhan Tanjung Priok untuk memperbaiki manajemen arus barang yang semakin padat dan berpotensi mengalami kemacetan."Arus dokumen sudah baik, waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit - 1 jam. Yang harus kita benahi adalah arus barangnya, termasuk manajemen pelabuhan yang harus diatasi," kata Mari Elka Pangestu di sela-sela meninjau kegiatan ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis.Menurut Mendag, salah satu masalah utama yang menyebabkan kemacetan arus barang itu adalah luas pelabuhan yang tidak memadai."Tapi, kalau kita bisa memperbaiki manajemen flow of goods-nya, itu seharusnya bisa mengurangi masalah," ujarnya.Mendag mengungkapkan, sejak kontainer diturunkan dari kapal hingga keluar pelabuhan dibutuhkan waktu hingga delapan hari. "Masalahnya tumpukan barang terlalu lama. Kontainer yang sudah mendapat Surat Persetujuan Pengeluaran Barang tidak langsung mengambil barangnya," tambahnya. Kemacetan arus barang di pelabuhan, lanjut dia, menyebabkan lambat arus ekspor dan impor serta meningkatkan biaya. Untuk itu, menurut Mendag, dalam 10 hari ke depan, tim percepatan arus barang ekspor dan impor akan mengumumkan solusinya. Sementara itu, Dirjen BeaB Cukai, Departemen Keuangan, Anwar Suprijadi mengusulkan, PTB Jakarta International Container Terminal (JICT) untuk memperluas lokasi penumpukan kontainer dengan memanfaatkan lahan JICT II yang masih kosong. Selain masalah luas lokasi penumpukan kontainer itu, Anwar mengatakan, pelayanan angkutan truk di Tanjung Priok yang masih dimonopoli oleh JICT telah menyulitkan pemilik barang untuk memindahkan kontainernya. Seorang pengusaha ekspor dan impor tekstil, Sugiharto, yang ditemui di Kantor Pelayanan Umum Bea Cukai Tanjung Priok mengeluhkan layanan pelabuhan yang macet itu. "Kami dirugikan karena harus tambah biaya simpan di gudang, pelayanan pelabuhan macet total. Pungli tidak ada, tapi keterlembatan tidak bisa diatasi. Seharusnya tarik kontainer itu butuh waktu satu hari, sekarang sudah 6-10 hari," ujarnya. Lambatnya pelayanan itu terjadi karena tumpukan kontainer telah memenuhi kapasitas lahan penyimpakan kontainer yang ada di Tanjung Priok. Direktur Utama PTB Pelindo II, Abdullah Syarifudin mengatakan, selama 2008 telah terjadi kenaikan jumlah kontainer yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sekitar 13-14 persen atau sekitar 160ribu hingga 185 ribu kontainer per bulan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008