Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan atau "startup" Invosight melalui platform paruhwaktu.id ikut membantu program pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Kami tergerak mendukung pemerintah berupaya mengurangi jumlah pengangguran dengan menciptakan produk berinovasi yang diyakini menjadi salah satu solusi menciptakan lapangan kerja di Tanah Air," kata CEO & Co-founder Ivosights Elga Yulwardian, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia saat ini menjadi peringkat tertinggi kedua dalam jumlah pengangguran di Asia Tenggara, di mana terdapat 5,01 persen atau 6,82 juta orang penduduk usia produktif menganggur atau tidak punya pekerjaan.
Masyarakat berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) SD ke bawah paling kecil di antara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,65 persen.
Untuk menurunkan angka pengangguran tersebut, pemerintah mengambil langkah dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di semua sektor, antara lain sektor kesehatan, sektor industri, dan sektor infrastruktur.
Menurut Elga, paruhwaktu.id adalah platform yang memberikan kesempatan pada siapa pun yang mempunyai waktu luang untk menghasilkan pendapatan dengan menjadi Customer Service Agent Profesional, sesuai dengan motto “Waktu Luang Bisa Jadi Uang”.
Paruhwaktu.id merupakan pengembangan dari produk yang sebelumnya sudah terlebih dahulu diluncurkan oleh Ivosights, yaitu Sociomile, karena pada dasarnya produk ini menggunakan engine Sociomile yang disempurnakan.
Melalui paruhwaktu.id, para calon pekerja dan mereka yang ingin menambah penghasilan cukup memerlukan gadget yang terhubung dengan koneksi internet, bisa leluasa mengembangkan diri sebagai "Digital Customer Service" untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Elga juga mengatakan, pihaknya menggandeng beberapa mitra bekerja sama dalam menyukseskan program ini dalam hal merekrut agen-agen yang berkompeten, yaitu NusaTalent, CEWEQUAT, SYNCORE, dan Bahtera Pesat Lintasbuana.
"Dengan kerja sama ini ditargetkan dapat menyerap 30.000 agen dalam jangka waktu 12 bulan dan 60.000 agen di tahun kedua," ujarnya.
Berdasarkan data dari mitra, NusaTalent memiliki sekitar 20.000 anak muda yang siap kerja, SYNCORE memiliki satu BUMDes dengan 18.446 desa yang siap berpartisipasi, sedangkan CEWEQUAT dan Bahtera Pesat Lintasbuana masing-masing siap dengan sekitar 9.000 dan 4.000 orang SDM yang berkompeten.
Baca juga: Ralali targetkan satu juta UMKM pada 2019
Baca juga: Menristek harapkan unicorn dan perusahaan besar bina startup baru
Baca juga: Pengembangan startup tetap jadi fokus Kominfo
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019