"Ya pengusaha hari ini sudah ada yang tidak melayani angkutan untuk jarak jauh karena khawatir tidak sampai tujuan," kata Ketua Organda Garut Yudi Nurcahyadi kepada wartawan di Garut, Kamis.
Ia menuturkan, kendaraan angkutan barang maupun orang yang menggunakan bahan bakar solar tercatat di Organda Garut sebanyak 15 ribuan unit kendaraan, sebesar 30 persen dikurangi waktu operasionalnya.
"Jadi memilih dikandangkan dulu kendaraannya daripada beroperasi lalu mogok di jalan karena tidak ada solar di SPBU," katanya.
Ia mengungkapkan, kondisi pembatasan solar subsidi ternyata hanya terjadi di wilayah Priangan Timur termasuk Garut, sedangkan daerah lain masih tersedia solar.
Organda Garut sudah melayangkan surat ke Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) untuk secepatnya menjelaskan pembatasan dan kelangkaan solar di Garut.
"Kami mempertanyakan masalah kelangkaan solar ini, dan kenapa hanya wilayah Priangan Timur saja," katanya.
Dampak dikuranginya bahan bakar solar subsidi di SPBU wilayah Garut itu menyebabkan truk harus antre menunggu pihak Pertamina mendistribusikan solar ke SPBU.***1***
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019