Jakarta, (ANTARA News) - Survei HSBC terhadap perusahaan yang berada di China menyatakan 43 persen atau lebih dari 700 ribu perusahaan asal negeri tirai bambu, China akan melakukan ekspansi. "Dengan adanya reformasi keterbukaan di kawasan China, kami melihat akan lebih banyak perusahaan privat di China yang berbisnis keluar negeri, dan menjadikan Hongkong sebagai batu loncatan menuju pasar internasional," kata Manager Umum Grup dan Global Comercial Banking HSBC Grup, Margaret Leung di Jakarta, Kamis. Survei tersebut merupakan kerjasama antara HSBC dengan Fudan University (Shanghai) terhadap perusahaan privat di China selama periode semester pertam 2008. Penelitian tersebut juga menunjukan, selain 43 persen perusahaan China akan melakukan ekpansi keluar negeri, 63 persen diantarnya berencana memperkuat jaringan penjualan mereka. Selain itu, survei ini melaporkan 55 persen responden saat ini telah memiliki aktifitas perdaganagn di luar China. Sekitar 56 persen melakukan ekspor sendiri, dan 39 persen menjual melalui agen perdagangan. sedangakan 22 persen mendirikan perjanjian kerjasam dengan perusahaan rekanan luar negeri. Survei juga melaporkan 60 persen perusahaan China tidak memiliki kontak dengan perbankan asing yang menjadi salah satu kunci dalam menjalankan perdagangan internasional. Asisten Profesor Jurusan Manajemen Universitas Fudan Dr Liang Xiaoya melihat trend tersebut akan berubah di masa mendatang. "Hal ini sejalan dengan semakin tertariknya para responden kami terhadap layanan bank-bank asing seperti pinjaman RMB jangka pendek, Hedging, merger, serta bantuan akuisisi yang diberikan," katanya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008