New York (ANTARA News) - Mata uang euro melemah tertekan prospek resesi di zona euro, turun di bawah 1,40 dolar AS untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir, Rabu waktu setempat, atau Kamis pagi WIB. Euro menembus batas 1,40 dolar sekitar 2035 GMT, merupakan level terendah sejak 20 September 2007. Penurunan tersebut sebagian didorong oleh peringatan dari Komisi Eropa bahwa 15 negara anggota euro sedang berjalan menuju sebuah resesi. Komisi memangkas proyeksi pertumbuhan zona euro untuk 2008 menjadi 1,3 persen dari 1,7 persen yang diberikan pada April, melambat tajam dari pertumbuhan 2,6 persen yang tercatat tahun lalu. Para analis menggambarkan perdagangan sebagai mudah berubah (rapuh), dengan pasar yang belum mapan oleh berita sebuah kerugian besar -- 3,9 miliar dolar -- pada bank investasi AS Lehman Brothers dan terus-menerusnya kekhawatiran tentang kesehatan sektor finansial AS. Ketidakpastian sekitar Lehman Brothers, terutama ketiadaan skema rekapitalisasi untuk bank, intensifikasi risk aversion (pengalihan risiko) di pasar cenderung mendorong para investor menjauhi euro dan mengarah ke dolar, kata para analis. "Meningginya ketidakpastian kesehatan keuangan Lehman Brothers telah membantu mendorong risk aversion ke level tinggi," kata Lee Hardman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi. "Model kami mengindikasikan bahwa level saat ini dari risk aversion sedang mendekati level yang dialami waktu lalu ketika bank sentral AS menyelamatkan Bear Stearns." Para pedagang juga masih mencemaskan kesehatan keuangan AS dan pasar real estat karena eforia penyelamatan pemerintah AS terhadap penjamin mortgage Fannie Mae dan Freddie Mac akhir pekan lalu memudar. "Dorongan terhadap sentimen dari intervensi pemerintah AS terhadap Fannie Mae dan Freddie Mac telah menguap dengan cepat," kata Mitul Kotecha dari Calyon. Para dealer mengatakan kekhawatiran bahwa penyelamatan Fannie Mae dan Freddie Mac telah memecahkan satu masalah menciptakan masalah lainnya -- sebuah kenaikan besar utang pemerintah untuk membayar dana talangan (bailout), demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008