Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai tiga masalah utama yang tak kunjung mendapat penyelesaian menyebabkan peringkat kemudahan untuk memulai berusaha di Indonesia mengalami penurunan.
"Itu karena masalah kita sendiri yang ada tiga macam yaitu infrastruktur, birokrasi, dan ketidakpastian-ketidakpastian yang menyangkut aturan/regulasi," kata Ketua Umum Apindo, Sofyan Wanandi.
Sofyan mengungkapkan hal itu di sela seminar mengenai integrasi Asia sebagai kawasan ekonomi baru kecenderungan dan tantangan di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu.
Menurut dia, tiga masalah utama itu menyebabkan daya saing investasi Indonesia turun dibanding dengan negara tetangga termasuk Thailand yang saat ini sedang bergolak dalam politiknya.
"Jadi menurut saya karena kita tidak mempersiapkan diri, UU tentang investasi kita sudah baik tetapi negatif list-nya jelek, dan selalu ada aturan-aturan baru yang selalu berubah sehingga investor memandang hal itu sebagai hal yang sulit diikuti," katanya.
Menurut dia, yang harus dilakukan Indonesia agar peringkatnya tidak terus turun adalah menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah (PR) yang ada.
"PR kita banyak dari masalah birokrasi, infrastruktur, dan membuat regulasi yang mapan," katanya.
Sofyan menyebutkan, perbaikan aturan yang mempercepat pendirian PT saja tidak cukup meningkatkan daya saing investasi Indonesia.
"Percepatan pembuatan PT tidak cukup, itu kecil sekali, negatif list lebih penting untuk diperbaharui karena menyangkut masalah ketidakpastian," katanya.
Mengenai lambatnya penyelesaian Perda bermasalah, menurut Sofyan, juga menjadi masalah yang harus mendapat perhatian.
"Penanganan perda bermasalah belum cepat, kadang daerah juga tidak melaksanakan pencabutan perda, mereka tetap saja melaksanakan perda bermasalah itu," katanya.
Sebelumnya International Financial Coperation (IFC) melaporkan peringkat kemudahan memulai berbisnis di Indonesia yang turun 2 peringkat dari sebelumnya 127 menjadi 129 dari 181 negara.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008