Gaza (ANTARA) - Kelompok gerilyawan Palestina, Jihad Islam mengatakan pihaknya menahan tembakan dari Jalur Gaza pada Kamis setelah Israel menyetujui gencatan senjata yang dimediasi Mesir, sebagai kemungkinan berakhirnya gelombang terburuk dalam pertempuran dalam beberapa bulan.

Gencatan senjata itu diberlakukan mulai pukul 03.30 GMT (pukul 10.30 WIB), juru bicara kelompok itu, Musab Al-Braim, mengatakan, menandai sekitar 48 jam sejak Israel memicu baku tembak dengan membunuh komandan penting faksi Gaza dalam serangan udara, menganggapnya sebagai ancaman yang akan segera terjadi.

Sebanyak 32 warga Palestina, setidaknya sepertiga dari mereka warga sipil, telah tewas, sementara ratusan peluncuran roket oleh militan melumpuhkan sebagian besar Israel selatan. Hamas, faksi dominan Gaza, tidak terlibat dalam pertempuran saat ini.

Baca juga: Jihad Islam tawarkan syarat untuk gencatan senjata dengan Israel

Seorang pejabat Mesir yang dihubungi oleh Reuters mengkonfirmasi kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.

Tidak ada konfirmasi segera dari Israel. Para pejabat sebelumnya telah menetapkan persyaratan quid-pro-quo (sama-sama menguntungkan) sederhana untuk memulihkan ketenangan di Gaza, dengan mengatakan bahwa jika pejuang Jihad Islam berhenti menembak, Israel akan mengikutinya.

Al-Braim mengatakan Israel telah menerima tuntutan Jihad Islam bahwa mereka menghentikan target pembunuhan terhadap gerilyawan dan menembak mati tentara pada protes mingguan Palestina di perbatasan Gaza.

Baca juga: Serangan Israel di Jalur Gaza kembali menelan korban

"Gencatan senjata dimulai di bawah sponsor Mesir setelah Pendudukan (Israel) tunduk pada ketentuan yang ditetapkan oleh Jihad Islam atas nama faksi-faksi perlawanan Palestina," kata Braim kepada Reuters.

Terlepas dari peluncuran roket tunggal yang disaksikan oleh seorang koresponden Reuters, Gaza tampaknya telah sebagian besar senyap pada jam yang ditetapkan oleh Jihad Islam, dengan tenang menahan matahari terbit .

Baca juga: Jihad Islam nyatakan gencatan senjata kini diberlakukan di Gaza

Sebelumnya pada hari Kamis, serangan rudal Israel menewaskan enam anggota keluarga Palestina dan melukai 12 orang, semuanya warga sipil, kata pejabat medis dan warga.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden itu, yang terjadi ketika melakukan serangan udara untuk menekan penyelamatan roket dari Gaza.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019