Jakarta (ANTARA News) – Enam wartawan Jerman, Rabu, mengunjungi Kota Surabaya, Jatim, untuk mengenal lebih dekat potensi pariwisata Kota Pahlawan itu. Enam wartawan Eropa yang terdiri dari Andreas Srenk dari kantor berita Jerman (Deutsche Presse Agentur/DPA), Karsten Kammholz dari harian Die Welt, Roland Westphal mingguan Horzu, Maria Zsolnay dari harian Munchner Merkur, dan Franz Lerchenmueller dari mingguan Sonntag Aktuell, serta Silke Schweer-Lambers dari harian WAZ itu akan berada di Surabaya dalam beberapa hari. Selama di Surabaya, keenam wartawan akan melakukan city tour (wisata kota), termasuk menyinggahi House of Sampoerna dan Gunung Bromo. Mereka juga telah dan akan melaporkan mengenai potensi wisata Surabaya kepada publik Jerman melalui berita-berita di media tempatnya bekerja. Executive Director Surabaya Tourism Promotion Board (STPB) Yusak Anshori yang berkenan menerima enam wartawan itu menyatakan, rombongan wartawan dari Jerman ini membuka peluang bagi STPB dan Surabaya memperkenalkan potensi wisata. “Kalau dulu wisatawan Eropa hanya melewati Surabaya, tetapi sekarang sudah mulai menginap. Artinya kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk mempromosikan Kota Surabaya.” kata dia. Menjawab pertanyaan salah satu wartawan Jerman mengenai larangan bagi maskapai Indonesia terbang di langit Eropa, Yusak mengatakan bahwa STPB terus mempromosikan Surabaya melalui perusahaan-perusahaan penerbangan asing yang melayani penerbangan langsung ke Surabaya seperti Value Air / Singapore Airlines, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, dan Royal Brunei. Jadi, kata dia, turis-turis Eropa tetap bisa datang ke Jawa Timur, khususnya Surabaya melalui maskapai-maskapai asing yang melayani penerbangan langsung ke Surabaya. Menurut data STPB, wisatawan jerman yang berkunjung ke Surabaya pada 2007 mencapai 1.812 orang, naik 26,8 persen dari 2006 yang sejumlah 1.674 orang. Kata Yusak, jumlah wisatawan Jerman menempati urutan ke 11 terbanyak di antara negara-negara asal wisatawan yang mengunjungi Surabaya dan Jawa Timur. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008