Tokyo (ANTARA News) - Sekitar 2.000 lebih warga Jepang terpana menyaksikan gerak tarian dinamis dan iringan musik gamelan yang ditampilkan sang empu tari Bali, Ni Ketut Cenik, dalam kegiatan "The 16th World Performing Art Festival" yang berlangsung di kota Matsue, Provinsi Shimane.Demikian laporan yang disampaikan pihak panitia pengundang rombongan tim kesenian asal Bali, Midori Matsuzawa dalam percakapan telepon dengan ANTARA News di Tokyo, Rabu.Midori Matsuzawa sendiri, bersama rombongan tim kesenian Bali yang dipimpin I Nyoman Budi Artha, masih berada di Osaka dan baru saja mengadakan pertunjukan di teater Loxodonta Black, Senin (9/9) lalu. Setelah itu berturut-turut menuju Nagoya (11/9), Kyoto (13/9), Tokyo (16/9), dan Kofu (20/9). Mengenai pertunjukan di Matsue, ia melaporkan betapa pengunjung menikmati "Joged Pingitan" dan beberapa tarian Bali lainnya, serta iringan musik gamelan yang juga mendapat banyak pujian pengunjung. "Pertunjukkannya meriah dan banyak orang Jepang yang menilai sebagai pertunjukan yang luar biasa, terutama penampilan NI Ketut Cenik yang membuat kagum pengunjung," lapor Matsuzawa. Dalam festival tingkat dunia yang berlangsung di lapangan terbuka itu, pengunjung pada Sabtu (6/9) pekan lalu dibuat dua kali terkejut. Pertama oleh pertunjukan Joged Pingitan itu sendiri. Kedua, ketika mengetahui sang penari, khususnya Ni Ketut Cenik, ternyata telah berusia lanjut, yakni 85 tahun. Tepuk tangan yang bergemuruh kembali mengudara malam itu. "Pengunjung terlihat puas, karena bisa menyaksikan pertunjukan tari Bali yang luar biasa. Begitu juga dengan seni musiknya," kata Matsuzawa lagi. Secara rutin, kota Matsue mengelar pesta budaya yang menampilkan berbagai tarian, seni musik dan seni drama lainnya dari berbagai belahan dunia. Pihak penyelenggara kali ini meminta bantuan kelompok "Society for the Study of Balinese Performing Art" yang dipimpin Midori Matsuzawa. Pengunjung yang hadir memadati kompleks kuil Shimano, tempat yang dikelilingi oleh pepohonan rindang dan bangunan kuno lainnya. Usai dari Matsue, rombongan pun bergerak ke Osaka pada hari Minggu (7/9) untuk menggelar pertunjukan serupa di Teater Loxodanta Black pada hari Senin (9/9) lalu. Di Osaka pengunjungnya memang tidak sebanyak di Matsue, sekitar seratus orang. "Jumlah pengunjungnya memang tidak banyak, karena waktu yang pendek sehingga kesulitan mendapatkan tempat yang lebih luas lagi. Begitu juga dengan sponsor besarnya yang tidak ada," katanya lagi dengan bahasa Indonesia yang lancar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008