Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, memperkirakan pertumbuhan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) selama 2008 tidak akan mencapai 15 persen karena perkembangan ekonomi global yang masih lemah. "Mungkin sedikit di bawah 15 persen tapi optimis di atas 10 persen dan lebih tinggi dari tahun lalu. Bukan total investasinya tapi investasi terhadap PDB itu tahun lalu kan 9 persen, posisi semester I/2008 FDI investasi mencakup 12,5 persen," katanya di sela-sela seminar mengenai Emerging Asian Regionalism Trends and Challenges di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, hingga kini belum ada tren penurunan investasi asing ataupun pembatalan rencana investasi. Oleh karena itu, ia mengaku tetap optimis pertumbuhan FDI tetap bisa mengikuti target yang dipatok tahun ini sebesar 15 persen. "Investor masuk karena alasan jangka menengah dan panjang serta melihat potensi ekonomi Indonesia yang masih tumbuh dengan baik. Para investor itu ada yang ikut program percepatan pembangunan infrastruktur, ada yang masuk untuk relokasi akibat perubahan kebijakan di China dan Vietnam," ujarnya. Terkait turunnya peringkat kemudahan memulai berbisnis yang diumumkan International Financial Coperation (IFC), ia mengatakan, salah satu penyebabnya adalah desentralisasi sistem perizinan. Meski demikian, ia menilai, perbaikan iklim investasi akan terus dilakukan. "Ke depan akan membaik, jangan dilihat hanya jumlah hari untuk memulai bisnis saja. Dalam desentralisasi memang mengalami masalah tapi kita akan terus perbaiki. Selama ini kita juga melakukan perbaikan di sektor perpajakan, arus barang dan sistem pabean," katanya. Sebelumnya, IFC melaporkan peringkat kemudahan memulai berbisnis di Indonesia yang turun 2 peringkat dari sebelumnya 127 menjadi 129 dari 181 negara. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008