Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore masih bergerak turun sehingga posisinya masih di atas Rp9.300 per dolar AS, meski Bank Indonesia (BI) masuk pasar untuk menjaga rupiah tidak terpuruk lebih jauh. "Masih terkoreksinya rupiah itu, karena investor asing terus mengalihkan dananya ketempat lain agar tidak mengalami kerugian lebih lanjut," kata Direktur Utama PT Finan Corpindo, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp9.325/9.330 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.312/9.355 atau melemah 13 poin. Menurut dia, tekanan negatif terhadap rupiah tidak akan berlangsung lama, karena pelaku asing melihat potensi pasar Indonesia masih baik, apalagi didukung oleh menguatnya suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 poin menjadi 9,25 persen. Meningkatnya suku bunga BI Rate itu akan mendorong investor asing kembali ke menempatkan dananya di pasar domestik, katanya. Rupiah, lanjut dia, sempat terpuruk mendekati angka Rp9.400 per dolar AS, namun setelah BI masuk ke pasar melepas cadangan dolarnya, rupiah kembali naik, meski masih di atas level Rp9.300 per dolar AS. Mata uang Indonesia itu juga berpeluang untuk menguat lagi, karena investor asing masih berminat untuk bermain di pasar lokal, apalagi dengan tingkat suku bunga tinggi, ujarnya. Ia mengatakan, krisis keuangan sektor perumahan di AS dan Eropa yang menimbulkan pelambatan ekonomi dunia memang memberikan pengaruh negatif terhadap Indonesia. Namun pengaruh negatif itu tidak besar, karena ekspor Indonesia ke Amerika Serikat relatif masih kecil, ujarnya. Indonesia, lanjut dia telah mengalihkan ekspornya ke negara lain khususnya di Asia seperti Cina dan India dan negara lain yang membutuhkan produk komoditi Indonesia. Sementara itu, dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya karena para investor mengkhawatirkan kesehatan ekonomi AS. Euro naik menjadi 1,4134 per dolar dari 1,4129 dolar. Terhadap mata uang Jepang, dolar turun tajam 106,89 yen dari 108,27 yen. Eforia dolar AS memudar. akibat makin memburuk melambatnya ekonomi AS.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008