Dublin (ANTARA) - Warga negara Irlandia yang bersekutu dengan ISIS dan akan dideportasi dari Turki memiliki hak untuk kembali ke Irlandia, tetapi perhatian utama pemerintah adalah pemulangan secara aman putrinya yang berusia dua tahun, demikian Menteri Luar Negeri Simon Coveney, Selasa.
Turki mulai mendeportasi warga negara asing yang terkait dengan ISIS pada Senin, memulai program untuk memulangkan tahanan menyusul ofensif Turki pada Oktober lalu terhadap milisi Kurdi yang bersekutu dengan AS di timur laut Suriah.
Baca juga: Turki sebut Jerman, Belanda setuju bawa pulang tahanan ISIS
Coveney mengonfirmasi bahwa Lisa Smith dan putrinya merupakan dua warga negara Irlandia yang masuk dalam daftar pemulangan oleh Ankara.
Dublin mengatakan selama beberapa bulan bahwa pihaknya bertanggung jawab menemukan cara untuk membawa pulang Smith ke Irlandia setelah bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah. Dalam wawancara dengan media, Smith mengaku dirinya berharap dapat pulang ke rumah.
"Taoiseach (perdana menteri) dan saya paham bahwa dewasa yang dimaksud tersebut, sebagai seorang warga negara Irlandia, berhak atas bantuan konsuler dan hak untuk kembali ke Irlandia," kata Coveney kepada parlemen, mengkonfirmasi identitas Smith.
Baca juga: Turki: Anggota ISIS akan dikembalikan ke negara masing-masing
"Perhatian utama saya adalah gadis kecil berusia dua tahun, yang menurut saya, sebagai warga negara Irlandia, kami memiliki kewajiban untuk melindungi dan itulah yang mendorong semua ini."
Turki pada Senin mengatakan pihaknya telah mendeportasi dua tawanan ISIS, warga negara Amerika dan Jerman, dan bahwa 23 orang lainnya, yang semuanya berasal dari Eropa, akan menyusul dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Polisi Turki tangkap 54 tersangka anggota ISIS di Istanbul
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019