Depok (ANTARA) - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan mengatakan setiap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di dunia telah dilengkapi dengan sistem pengamanan "mati" secara otomatis (self shutdown) ketika terjadi gempa

"Setiap PLTN, setiap reaktor nuklir sudah ada sistem pengamanannya. Salah satu sistem pengamanan adalah untuk antisipasi gempa, itu pasti ada, begitu ada gempa, ada namanya self shutdown jadi reaktor akan berhenti dengan sendirinya secara otomatis, aman dan tidak ada pembangkitan energi besar di situ beroperasi," kata Anhar kepada ANTARA usai menghadiri seminar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Sebuah Keniscayaan di Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu.

Pada Senin (11/11), gempa berkekuatan magnitudo 5,4 terjadi di wilayah tenggara Perancis, dan dekat lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir, sehingga aktivitas pembangkit tersebut berhenti beroperasi sementara.

Menanggapi kejadian itu, Anhar menuturkan PLTN tersebut berhenti beroperasi sementara dikarenakan sistem self shutdown yang memang dirancang untuk menjamin keamanan PLTN.

Begitu juga ketika gempa bumi menghantam wilayah sekitar Fukushima, sebelas reaktor nuklir yang beroperasi di empat pembangkit listrik semuanya mati secara otomatis sesuai dengan sistem pengamanan pada PLTN.

"Sama dengan di Fukushima itu ada gempa mereka berhenti semua otomatis. Untuk tingkat tertentu mereka sudah punya 'setting' sesuai dengan regulasi, kalau ada gempa sekian terus kemudian akan berhenti," tuturnya.

Anhar mengatakan PLTN dapat beroperasi lagi dengan dioperasikan atau "diaktifkan" kembali secara manual.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019