Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta kepolisian untuk mengusut tuntas dalang dan motif penyerangan dalam ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11) pukul 08.45 WIB.

"Polisi hendaknya mengusut tuntas dalang dan motif penyerangan dengan seksama," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Selain mengusut tuntas dalang dan motifnya, Muti juga meminta polisi untuk tidak terburu-buru membuat pernyataan yang spekulatif misalnya dengan mengaitkan pelaku dengan kelompol jaringan tertentu.

Menurutnya, pernyataan spekulatif akan dapat menimbulkan keresahan dan reaksi negatif dari masyarakat.

"Ekstremisme akan selalu ada. Tidak hanya pada kelompok agama tetapi juga politik, suku dan sebagainya," katanya.

Ekstremisme agama, katanya, tidak hanya terdapat dalam Islam, tetapi juga agama-agama lainnya.

"Walau demikian tidak berarti ekstremisme meningkat," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu merasa sangat prihatin atas ledakan bom bunuh diri tersebut dan menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada korban kejadian itu.

Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya.

"Sebaiknya masyarakat bisa membantu aparatur keamanan, khususnya kepolisian agat dapat bekerja dengan baik serta menciptakan situasi yang kondusif," katanya.
Baca juga: Inilah identitas korban bom bunuh diri di Polrestabes Medan
Baca juga: Kasdam I/BB tinjau lokasi bom bunuh diri Mapolrestabes Medan
Baca juga: Bantah kebobolan, Mahfud: Terorisme selalu "hit and run"

Pewarta: Katriana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019