Sebentar lagi kita juga akan menghadapi perayaan hari besar keagamaan, Natal dan Tahun Baru. Mari bersama sama kita membantu tugas-tugas aparat penegak hukum, agar kondisi kamtibmas tetap aman, nyaman dan damai."
Tanjungpinang (ANTARA) - Perhimpunan Melayu Raya di Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengutuk aksi teror bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatra Utara, Rabu.
Korwil Melayu Raya Tanjungpinang, Arie Sunandar menilai, aksi teror bom yang ditujukan ke aparat penegak hukum tidak berprikemanusiaan dan bukan ciri dari kebudayaan Nusantara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga: Analis: Bom bunuh diri di Medan tak pengaruhi IHSG
Baca juga: Terduga pelaku bom di Medan pengemudi ojol dan penjual bakso
Baca juga: Polisi geledah rumah terduga pembom bunuh diri di Polrestabes Medan
Baca juga: Polisi sita sejumlah barang dari rumah terduga pelaku bom bunuh diri
"Apapun alasannya perbuatan teror tidak dibenarkan. Bahkan dalam perspektif agama pun bahwasanya tindakan bom bunuh diri merupakan kemungkaran," ujarnya.
Role model perpolisian masyarakat, Perhimpunan Melayu Raya Tanjungpinang menghimbau agar masyarakat tidak cemas dan ikut waspada melihat kondisi di lingkungan sekitar.
"Bila ada gerak gerik yang mencurigakan segera laporkan kepada pihak yang berwenang," ajaknya.
Dia mengatakan, ke depan Melayu Raya juga akan terus bersinergi, membantu tugas-tugas Polres Tanjungpinang dalam mengamankan perayaan hari besar keagamaan di kota itu.
"Sebentar lagi kita juga akan menghadapi perayaan hari besar keagamaan, Natal dan Tahun Baru. Mari bersama sama kita membantu tugas-tugas aparat penegak hukum, agar kondisi kamtibmas tetap aman, nyaman dan damai," ungkapnya.
Diketahui, Markas Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Medan, Sumatra Utara di teror ledakan bom bunuh diri, Rabu (13/11), sekitar pukul 08.35 WIB.
Ledakan terjadi tepat di belakang gedung utama Polrestabes Medan, di lokasi parkir kendaraan dinas, tepatnya di depan Gedung Satuan Narkoba Polrestabes Medan.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen. Pol. Muhammad Iqbal membenarkan peristiwa bom bunuh diri tersebut. Dia menyatakan, pelaku meninggal dunia, sedangkan korban tidak ada yang meninggal dunia.
"Diduga pelaku meninggal. Atas ledakan ini terdapat 6 korban, 5 diantaranya personil Polri, 1 orang sipil, Alhamdulillah korban tidak ada yang luka parah," ungkapnya, saat dikonfirmasi sejumlah media di Jakarta.
Berdasarkan sejumlah video yang beredar, terlihat seorang pria tergeletak dalam peristiwa ledakan bom tersebut. Polisi masih terus mendalami kasus ini.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019