Wina (ANTARA News) - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah mencapai kesepakatan untuk menurunkan produksi nyatanya dengan 520.000 barel per hari (bpd) dalam 40 hari ke depan, Presiden OPEC dan juga Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil mengatakan, Rabu.
Ketika ditanya seputar besaran penurunan produksi OPEC saat ini yang diusulkan, Khelil menyatakan: "Saya pikir jika anda melakukan perhitungan, penurunan itu adalah 520.000 barel per hari."
"Langkah (penurunan produksi) itu akan dilakukan negara anggota secepatnya, lanagkah tersebut dalam 40 hari ke depan," tambahnya, seperti dikutip AFP.
Salah seorang juru bicara OPEC mengatakan bahwa anggota kartel tersebut telah menyepakati untuk secara tegas mematuhi kuota yang ditetapkan 28,8 juta barel per hari di luar Indonesia dan Irak, sehingga kembali ke level September 2007.
"Sejak pasar terjadi kelebihan pasokan, konferensi menyepakati mematuhi alokasi produksi September 2007 yang berjumlah 28,8 juta barel per hari," kata juru bicara itu, membaca pernyataan dari organisasi minyak internasional tersebut.
OPEC beranggotakan 13 negara itu mengadakan pembicaraan Selasa tengah malam hingga Rabu sebelum mengambil keputusan mereka, di mana keputusan itu kemungkinan dapat mendorong harga minyak mentah yang mengalami penurunan.
Harga minyak turun di bawah 100 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam lima bulan di London, Selasa pada saat minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Oktober turun menjadi 99,04 dolar pada penutupan perdagangan.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Oktober turun 3,08 dolar ditutup pada harga 103,26 dolar AS per barrel.
Harga minyak telah mencapai puncak tertinggi di atas 147 dolar AS pada Juli lalu, namun sekarang cenderung turun ke batas level psikologis 100 dolar AS, yang untuk pertama kalinya ditembus pada awal Januari lalu.
Pernyataan OPEC tersebut membuktikan perubahan dalam sentimen pasar minyak terkait pelemahan pertumbuhan ekonomi, penguatan dolar, meredanya ketegangan geopolitik serta pasokan yang berlebih. (*)
Copyright © ANTARA 2008