PBB, New York, (ANTARA News) - Rusia, Selasa, mengajukan rancangan resolusi PBB tentang embargo senjata terhadap Georgia.
"Georgia telah mempersenjatai diri secara sangat agresif dalam beberapa tahun belakangan," kata Duta Besar Rusia di PBB Vitaly Churkin kepada wartawan.
"Anggaran militer negeri itu telah membengkak selama enam tahun terakhir, sebesar 50 kali, ... dan kami percaya bahwa itu dirancang untuk penggunaan yang sangat buruk karena mereka menyerang Ossetia Selatan," kata Churkin.
"Adalah kepentingan anggota Dewan Keamanan (PBB) untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Georgia," katanya.
Churkin mengakui bahwa usul Rusia sangat mungkin akan menghadapi "tentangan keras" dari beberapa anggota Dewan Keamanan terutama Amerika Serikat.
"Tetapi kami percaya bahwa sangat perlu untuk membuat pernyataan politik ini dengan mengajukan rancangan resolusi ini (kepada Dewan Keamanan PBB)," katanya.
Usul Rusia tersebut diajukan setelah negara itu mengalami konflik dengan Georgia pada 8 Agustus. Dalam perang lima-hari dengan Georgia, Moskow mengerahkan tentara ke Ossetia Selatan untuk merebut kembali wilayah yang dijaga oleh pasukan pemelihara perdamaian Rusia.
Moskow mengakui Ossetia Selatan dan wilayah separatis lain di Georgia yaitu Abkhazia, sebagai negara merdeka pada 26 Agustus.
Rusia juga menyatakan Moskow bermaksud secara secara resmi membina hubungan diplomatik dengan kedua wilayah separatis di Georgia tersebut pada hari Selasa.
Pengakuan Rusia itu belum bergema secara luas di kalangan masyarakat internasional tapi memicu keberatan kuat dari negara-negara Barat yang mendukung Georgia.
Churkin menambahkan bahwa ia juga mengusulkan agar Dewan Keamanan menyelenggarakan pertemuan tak resmi pada awal Oktober dengan utusan resmi dari Abkhazia dan Ossetia Selatan.
Ketika berbicara kepada wartawan, Duta Besar Burkina Faso, Michel Kafando, yang menjabat Presiden Dewan Keamanan untuk bulan September, mengatakan Dewan masih harus membuat keputusan mengenai pertemuan dengan wakil dari Abkhazia dan Ossetia Selatan.
"Itu masih dipertimbangkan dan Dewan akan membahas masalah ini nanti," kata Kafando.
Washington segera menolak rancangan resolusi tersebut dan mencapnya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari kenyataan bahwa Moskow harus keluar dari kedua wilayah separatis Georgia tersebut.Kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Perancis dan ditandatangani bulan lalu menyebutkan Moskow harus keluar dari Abkhazia dan Ossetia Selatan.
Teks usulan resolusi itu menyeru semua negara untuk melakukan tindakan yang akan melarang penjualan semua "jenis senjata atau perlengkapan militer" kepada Georgia, serta setiap "bantuan, konsultasi atau pelatihan" militer.
Carolyn Vadino, jurubicara bagi misi AS untuk PBB, mengatakan resolusi itu "hanya lah upaya oleh Rusia untuk mengalihkan perhatian dari kewajibannya yang sesungguhnya" yaitu keharusan keluar dari wilayah konflik tersebut.
Belum jelas apakah Dewan Keamanan akan melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi Rusia tersebut, atau apakah itu akan disimpan, sebagaimana yang terjadi dengan beberapa rancangan lain Rusia mengenai Georgia.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008