Wina (ANTARA News) - Kartel minyak OPEC yang menghasilkan 40 persen dari minyak mentah dunia kemungkinan tidak akan mengubah pagu produksinya dalam pertemuan Wina hari ini, kata Presiden OPEC yang juga Menteri Energi Aljazair Chakib Khelil seperti dikutip AFP, Selasa. "Kami mempertahankan tingkat produksi yang saat ini berlaku," tandas Chakib Khelil. Harga minyak mencapai puncaknya Juli tahun ini pada 147 dolar AS, namun sekarang terancam jatuh di bawah 100 dolar AS karena pelambatan ekonomi global dan menurunnya permintaan terhadap minyak. Kemarin minyak ditutup merosot pada 101 dolar AS per barrel karena pasar menunggu keputusan final dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Ini adalah posisi terendah sejak April. "Jika pun sekarang produksi diturunkan, kami belum tahu itu bisa menghentikan kecenderungan turunnya harga minyak," kata Khelil. Namun dalam kondisi seperti itu pun OPEC bisa melihat risiko jika pasokan terlalu berlebih di pasar (overhang) sehingga memberi alasan pada organisasi ini untuk bertemu lagi yang dijadwal Desember nanti. "Pertemuan berikutnya adalah opsi lain," kata dia. Khelil mengatakan, di Wina malam ini, OPEC akan tetap berdiskusi bagi opsi pengurangan pagu produksi karena para anggota melihat "kelebihan pasokan" samar-samar. "Kami semua setuju bahwa kami akan menghadapi masalah kelebihan pasokan antara setengah juta hingga satu setengah juta barrel per hari awal tahun depan," kata Khelil setiba di Wina. Pertemuan OPEC di Wina yang dimulai pukul 21.00 waktu setempat adalah pertemuan resmi pertama grup sejak Maret. Pertemuan berlangsung malam hari karena bertepatan dengan puasa ramadan. Beberapa analis memperkirakan OPEC bakal mengurangi kelebihan produksinya sekitar satu juta barel per hari di bawah kuota resmi 29,67 juta barel per hari. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008