Pristina, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Kosovo pada hari Selasa minta pada negara Muslim dan Arab untuk mengakui kemerdekaan Kosovo. Wilayah itu tujuh bulan lalu memisahkan diri dari Serbia. Menlu Kosovo, Skender Hyseni, mengemukakan hal tersebut pada malam perjalanannya ke Arab Saudi untuk mengadakan pembicaraan dengan sekretaris jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu, di Jeddah. AS dan kebanyakan anggota Uni Eropa termasuk di dalam 46 negara yang telah mengakui Kosovo, tapi sebagian besar negara Muslim ragu-ragu untuk mengakui wilayah berpenduduk sekitar dua juta orang yang 90 persennya adalah Muslim. "Permintaan tetap kami adalah untuk mengakui Kosovo," kata Hyseni di kantornya di Pristina. "Dengan tidak mengakui Kosovo, anda menolak hak Kosovo atas kemerdekaan dan kemakmuran ekonomi." Hyseni Rabu ini akan melakukan perjalanan untuk kunjungan selama dua hari ke Arab Saudi. Dalam kunjungan itu ia juga akan berbicara dengan delegasi lain dari negara anggota OKI. Hyseni mengatakan ada pertanda dari beberapa negara Arab bahwa pengakuan itu mungkin akan segera tiba. "Kami tidak akan menekan mereka, karena tekanan mungkin akan berubah menjadi kontraproduktif," katanya. Kosovo sedang berupaya menghentikan upaya Serbia dalam memenangkan keputusan Pengadilan Internasional mengenai sah-tidaknya kemerdekaan Kosovo. Upaya Kosovo itu membutuhkan suara dari negara Muslim. Serbia, yang didukung oleh Rusia, telah minta mosi untuk diajukan pada pembukaan sidang tahunan Majelis Umum PBB yang akan datang pada pertengahan September. Satu komisi dari 192 anggota Majelis Umum akan memutuskan apakah itu akan mencakup permintaan pada agenda sidang. Menlu Kosovo itu mengatakan sangat sulit untuk memprediksi bagaimana majelis PBB akan menyetujui resolusi. Meskipun jika resolusi itu disahkan, Kosovo "tidak takut karena resolusi itu bukan keputusan yang mengikat", katanya. "Kosovo hanya akan terpengaruh dalam waktu singkat, mungkin beberapa bulan, mungkin beberapa penangguhan pengakuan," kata Hyseni. Partai-partai oposisi menuduh pemerintah dan kementerian luar negeri Kosovo tidak cukup melobi untuk kemerdekaan Kosovo. Kosovo menyatakan kemerdekaannya pada Februari, sembilan tahun setelah NATO membom pasukan Serbia untuk menghentikan pembunuhan atas etnik Albania dalam dua tahun perang dengan gerilyawan separatis.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008