Semarang (ANTARA News) - Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah kubu Gus Dur, K.H. Yusuf Chudlori mengaku kecewa dengan sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng yang seolah-olah melempar tanggung jawab masalah yang dihadapinya.
"Seolah-olah KPU ingin lari dari masalah dengan melempar masalah ini ke KPU pusat," kata Yusuf Chudlori, di Semarang, Selasa.
Gus Yusuf panggilan akrab Yusuf Chudlori mengaku kecewa karena dirinya bersama Wakil Ketua Dewan Syuro, K.H. Syamsul Ma`arif hanya ditemui dua dari lima anggota KPU Jateng yakni, Ida Budhiati dan Slamet Sudjono.
"Kami ke sini ingin mengetahui sikap KPU Jateng sebagai hasil dari rapat pleno. Tapi, kalau hanya dua anggota KPU Jateng, bagaimana mereka bisa rapat," katanya.
Dalam kesempatan sama, Ida Budhiati menjelaskan bahwa anggota KPU Jateng Ari Pradhanawati dan Hasyim Asy`ari sedang ada acara. Sedangkan Ketua KPU Jateng, Fitriyah juga ada acara dengan KPU Pusat di Jakarta.
"Kami belum bisa rapat pleno, karena lima anggota KPU Jateng belum bisa terkumpul. Kami tentu menunggu ketua," kata Ida.
Dua perwakilan massa KPU Jateng tersebut, datang bersama sekitar seribu orang dari Satgas Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa) dan kader PKB lainnya yang mengenakan kaos lengan panjang warna hijau dengan bagian punggung bertuliskan PKB lengkap dengan logo partai.
Massa PKB versi Gus Dur tersebut, menunggu keduanya di luar Kantor KPU Jateng. Perwakilan massa berorasi menyampaikan aspirasi mereka.
Perwakilan massa berulang kali menyampaikan kalimat "Innalillahi wa Inna ilaihi roji`un" telah meninggal dunia Depkumham dan KPU". Pernyataan itu, mereka sampaikan di hadapan keranda mayat yang mereka bawa.
Di tengah-tengah aksinya, sebagain dari mereka memainkan alat musik yang mereka bawa.
Pengamanan terhadap aksi tersebut, ada seratus lebih polisi yang berjaga.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Saya sangat kagum dg Tausiah anda di FAS FM & saya sering larut dg doa malam yg anda pimpin, ttp kekaguman saya agak luntur terkait demo PKB versi anda di KPU. Jateng demo dg Innalillahi wa Inna ilaihi roji\'un thd Depkumham/KPU pusat. Masalahnya penggalan Firman Allah itu apa pas utk demo sekecil itu. Sebaiknya demo ke pusat saja. KPU daerah itu hanya tangan panjang dr KPU pusat. Kearifan lokal justru tumbuh di Ponpes yg anda pimpin.
Nuwunsewu, kulo eman panjenengan.