Boyolali (ANTARA News) - Aparat Polres Boyolali, Jawa Tengah, menyita ratusan barang antik China di depan Kantor Mapolsek Andong, Selasa (9/9) dini hari, yang dicurigai sebagai barang curian benda purbakala karena tidak dilengkapi surat.
Kapolres Boyolali AKBP Agus Suryo Nugroho melalui Kasat Reskrim Iptu Asnanto, di Boyolali, Selasa, mengatakan, polisi menyita barang antik sekitar pukul 00.00 WIB.
"Kita mencurigai ada sebuah mobil dipenhui muatan barang, namun saat dicek ternyata tidak dilengkapi surat-surat," katanya.
Barang itu meliputi patung tembaga dewa kera, dewi kwan im, pusaka, dan guci. Polisi juga menyita sebuah mobil Toyota Kijang LGX nomor polisi (nopol) W 1205 NF dari Mojokerto, Jatim.
Polisi kini tengah memeriksa empat penumpang mobil, yakni Muhammad Rozak (25), Samsul Huda (40), Sareh (53), masing-masing berasal dari Mojokerto, dan Agus (36), warga Jombang, Jatim.
Ratusan barang antik itu termasuk di antaranya ada peta harta karun yang ditulis di lembar kulit sapi yang ditandatangani mantan Presiden Soekarno.
Ia mengaku belum bisa menentukan apakah ratusan barang antik asal China merupakan hasil curian atau tidak.
"Kami akan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng untuk menentukan barang ini termasuk benda cagar budaya atau bukan," katanya.
Tim BP3 dipimpin Kepala Kelompok Kerja (Kapokja) Perlindungan BP3 Jateng, Tri Wismabudi langsung melakukan proses identifikasi. Mereka melakukan pengukuran hingga menelaah barang antik itu.
Menurut dia, pihaknya belum bisa memberi keterangan apa-apa karena baru menganalisa apakah benda itu termasuk benda cagar budaya (BCB) yang dilindungi atau bukan.
"Jika kami lihat sekilas benda itu merupakan barang khas China yang berada di kelenteng-kelenteng. Kelenteng di Jatim usianya ada yang tua," katanya.
Samsul Huda, salah seorang penumpang mobil mengaku, pihaknya hanya mengantarkan ratusan barang itu ke pemiliknya, Kurniawan (54), asal Kemang, Bangka 11 A No 17 Jakarta Selatan.
Ia mengaku, tidak tahu-menahu asal usul barang tersebut karena dirinya hanya sekadar mengantar ke Jakarta.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008