Medan, (ANTARA News) - Kapolres Asahan, AKBP Rudi Sumardianto, mengatakan, anjloknya rel kereta api di kawasan Air Batu, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, Senin malam, bukan disebabkan sabotase. "Rel kereta api tersebut anjlok karena tanah di bawah perlintasan itu tidak sanggup menahan beban kereta yang melintasinya," katanya, di Medan, Selasa malam. Ia menjelaskan, di daerah Asahan belakangan ini sering terjadi hujan yang menyebabkan tanah menjadi lebih lembek dan mengandung air. Hal itu menyebabkan bantalan rel yang terbuat dari beton masuk ke dalam tanah karena mendapatkan beban terus menerus dari kereta api yang melintas. Ia mengatakan, tidak adanya sabotase dalam kasus itu terlihat dari penemuan paku rel yang patah akibat terlindas roda kereta api. "Jika sabotase maka paku relnya tidak mungkin patah, karena pasti dicabut oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab itu," katanya. Rudi juga menyatakan, pihaknya mendapatkan informasi bahwa Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan datang untuk memeriksa penyebab anjloknya perlintasan itu. Jalur kereta api di Sumatera Utara (Sumut) sempat terputus akibat anjloknya rel kereta di kawasan Air Batu, Kabupaten Asahan, Senin (8/9) malam. Perlintasan itu anjlok ketika dilalui kereta api yang mengangkut minyak sawit mentah (CPO) milik salah satu perusahaan perkebunan menuju Belawan. Meski demikian, Humas PT Kereta Api Wilayah I Sumut dan NAD, Suhendro Budi Santoso, mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. "Perlintasan kereta api tersebut sudah bisa dilalui setelah dilakukan perbaikan," katanya.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008