Yogyakarta (ANTARA News) - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bambang Wibowo mengatakan temuan varietas padi "Super Toy" sebenarnya belum layak dikembangkan dan disebarkanluaskan kepada petani karena belum melalui tahapan uji coba.Ketika diminta komentarnya tentang kontroversi varietas padi `Super Toy`, Bambang di Yogyakarta, Selasa, mengatakan temuan tersebut dinilai terlalu tergesa-gesa dikembangkan kepada petani tanpa melalui prosedur pengujian resmi, bahkan jika dikembangkan sebagai varietas unggul secara nasional harus memiliki sertifikasi kelayakan."Varietas padi 'Super Toy' ini merupakan temuan lokal namun sudah disebarluaskan sebagai temuan nasional. Karena saat panen raya dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, maka masalah ini menjadi mencuat bahkan ada kecenderungan mulai dipolitisasi," katanya.Menurut dia, meskipun "Super Toy" menjadikan heboh namun belum berarti temuan varietas padi ini hasilnya jelek. Untuk menjadikan varietas ini sebagai padi unggulan secara nasional memang harus melalui banyak tahapan pengujian oleh Departemen Pertanian. Karena belum melalui proses tersebut, "Super Toy" belum bisa dinyakatakan sebagai varietas berstandar nasional. Ada beberapa tahapan untuk menjadi varietas berstandar nasional diantaranya pemuliaan benih, kecocokan tempat pengembangan, serta rasa berasnya enak atau tidak," katanya. Menyinggung varietas "Super Toy" yang mampu tumbuh kembali setelah dipanen, ia mengatakan semua jenis padi-padian setelah dipanen akan tumbuh kembali meskipun hanya didiamkan saja karena padi merupakan jenis rumput-rumputan. "Semua jenis padi bisa tumbuh kembali setelah dipanen. Hanya saja, hasil panen berikutnya belum tentu sebaik hasil panen yang pertama," katanya. Menurut dia, sebenarnya di lapangan banyak temuan baru varietas padi lokal namun semua itu tidak dikembangkan secara nasional dan hanya untuk kepentingan petani setempat. Selain varietas padi lokal yang ditemukan secara turun temurun atau sejak dulu sudah ada, juga ada temuan setelah direkayasa dan dilakukan perkawinan alami antara dua varietas padi karena ditanam bersebelahan. "Jadi sebenarnya temuan varietas padi lokal sangat banyak dan hampir semua daerah di Indonesia terdapat varietas padi lokal," kata Bambang Wibowo.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008