Harus segera mengubah pola pendidikan vokasi agar sesuai dengan 'nature'-nya

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mempertajam strategi peningkatan sumber daya manusia (SDM) bidang industri untuk menjawab tantangan era revolusi industri 4.0, yang membutuhkan SDM berkompeten, sekaligus menyambut bonus demografi yakni jumlah penduduk produktif lebih banyak dari tidak produktif.

“Harus segera mengubah pola pendidikan vokasi agar sesuai dengan nature-nya. Pendidikan vokasi yang diperlukan adalah kemampuan atau keterampilan dalam proses, produksi, bekerja, sehingga profesionalitas SDM industri bisa muncul,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Membentuk SDM milenial 4.0 untuk pacu pertumbuhan ekonomi

Eko menyampaikan hingga saat ini Kemenperin memiliki sekolah vokasi di bidang industri yang terdiri atas 10 politeknik, dua akademi komunitas (akom), dan sembilan sekolah menengah kejuruan (SMK).

Sekolah-sekolah tersebut menjadi role model bagi sekolah kejuruan di bidang industri, sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri serta menghasilkan SDM industri yang siap kerja dan kompeten.

Menurut dia, jumlah tersebut porsinya sangat kecil dibanding jumlah politeknik di seluruh Indonesia, yang jumlahnya ratusan sedangkan SMK jumlahnya mencapai 14 ribu.

“Karena itu, Kemenperin terus mengupayakan program pengembangan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri. Kami sudah fasilitasi kerja sama 2.612 SMK dengan 855 industri dalam 4.997 untuk revitalisasi sekolah-sekolah di luar Kemenperin,” terangnya.

Eko menuturkan salah satu sekolah vokasi industri milik Kemenperin, yakni Politeknik Negeri Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta, yang pada tahun ini meluluskan 425 wisudawan siap kerja serta siap menyongsong era revolusi industri 4.0.

“APP Jakarta memiliki kompetensi di bidang logistik, antara lain handling delivery produk barang dan jasa, baik di dalam proses produksi maupun distribusi pemasaran,” ungkapnya.

Eko menambahkan keberadaan Politeknik Negeri APP Jakarta diharapkan mampu menjawab tantangan kebutuhan logistik bagi sektor industri. Karenanya, Kemenperin terus berupaya untuk menyempurnakan kurikulum terkait pendidikan kelogistikan di politeknik tersebut.8

Saat ini, BPSDMI Kemenperin sedang memfinalisasi kurikulum berbasis industri 4.0 yang juga akan diterapkan di politeknik lainnya.

“Harapannya tahun depan kurikulum tersebut juga bisa diterapkan di seluruh politeknik. Harus ada penyesuaian, misalnya pelajaran tentang coding dan programming. Kami sedang mengkaji lebih dalam untuk finalisasi kurikulum itu,” sebutnya.

Baca juga: Kemenperin cetak SDM industri kimia bersertifikat internasional
Baca juga: Menristek: Revolusi Industri butuh peningkatan SDM analis big data

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019