Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi "menyesalkan jumlah korban tewas" di kalangan pengunjuk rasa akibat tindakan keras pemerintah Irak.
Pompeo juga mendesak Mahdi agar segera mengambil langkah untuk membahas tuntutan pengunjuk rasa, demikian juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus pada Selasa.
Baca juga: 319 orang tewas dalam protes antipemerintah sejak 1 Oktober di Irak
Pasukan keamanan Irak pada Senin menembak mati dua pengunjuk rasa di Kota Nassiriya, menambah jumlah korban tewas menjadi 300 orang sejak aksi protes terhadap praktik korupsi, pengangguran dan layanan publik yang buruk meletus di Baghdad pada 1 Oktober dan menyebar ke daerah pedalaman Syiah.
"Menteri AS menyesalkan jumlah korban tewas di kalangan pengunjuk rasa yang diakibatkan oleh tindakan keras Pemerintah Irak dan penggunaan kekuatan mematikan, serta sejumlah laporan penculikan pengunjuk rasa," kata Ortagus melalui pernyataan.
Baca juga: Rugi miliaran dolar, PM Irak desak aksi protes dihentikan
Pemerintah gagal menemukan jawaban atas kerusuhan di kalangan pemuda yang sebagian besar pengangguran, yang melihat tidak adanya perbaikan dalam kehidupan mereka bahkan di masa tenang setelah puluhan tahun perang dan dijatuhkan sanksi.
"Menteri Pompeo menekankan bahwa demonstrasi publik yang damai merupakan elemen mendasar dari semua demokrasi," kata Ortagus, menambahkan bahwa Pompeo meminta Mahdi untuk mengatasi keluhan para demonstran dengan memberlakukan reformasi dan memberantas korupsi.
Baca juga: Kedubes AS di Irak kecam kekerasan terhadap pemrotes
Kerusuhan tersebut merupakan tantangan terbesar dan paling rumit bagi tatanan politik Irak sejak pemerintah menyatakan kemenangan atas ISIS dua tahun silam.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019