Jakarta (ANTARA News) - Panitia Anggaran DPR-RI mengisyaratkan menyetujui penjualan saham perdana (IPO) Bank BTN sebesar 35 persen dengan perolehan dana Rp1,99 triliun.
Dalam Rapat Kerja dengan Panitia Anggaran Komisi XI DPR, di Gedung MPR/DPR, Selasa, dewan mempertanyakan soal rencana IPO BTN yang diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2008.
BTN merupakan salah satu BUMN yang dinominasikan akan IPO pada tahun ini selain PT Krakatau Steel, PTPN III, PTPN IV, PTPN VII.
Namun karena kondisi pasar yang belum memungkinkan atau pada posisi yang kurang mendukung mengakibatkan IPO BTN disebut-sebut akan dialihkan ke tahun 2009.
Menurut Dirut BTN Iqbal Latanro, IPO merupakan opsi yang dijalakan pemerintah untuk meningkatkan permodalan perusahaan.
Dokumen BTN yang diperoleh ANTARA, berdasarkan perhitungan kuantitatif IPO, modal perseroan per September 2008 mencapai Rp2,74 triliun, hasil IPO Rp1,99 triliun.
Pada periode tersebut jumlah seluruh saham BTN mencapai 7,8 miliar lembar, terdiri atas 70 persen saham pemerintah dan 35 persen saham publik, saham karyawan, dan saham manajemen.
Usulan IPO telah mendapat persetujuan dari Menteri Negara BUMN selaku pemegang saham.
Dengan penambahan modal tersebut, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit.
"Persiapan-persiapan sudah dilakukan termasuk menjaring lembaga penunjang IPO mulai dari penjamin pelaksana emisi, penasehat keuangan, penasehat hukum,lembaga penilai," kata Iqbal.
Meski demikian Iqbal tidak merinci kapan IPO BTN direalisasikan.
"Nilai nominal saham ditentukan kemudian berdasarkan Price to Book Value (PBV) yagn bergantung pada kondisi pasar saat IPO dilaksanakan," ujarnya.
Menurut Iqbal, jika IPO dilakukan pada tahun 2008 perusahaan diproyeksikan dapat mencatat laba bersih sebesar Rp851,63 miliar melonjak dibanding proyeksi perolehan laba bersih tahun 2008 Rp472,28 miliar.
Kredit disalurkan pada 2010 bisa mencapai Rp39,98 triliun dari proyeksi 2008 Rp27,07 triliun. Saat bersamaan aset BTN juga bisa melonjak menjadi Rp52,34 triliun dari tahun 2008 aset sebesar Rp40,46 triliun.
"Selain memperkuat permodalan, IPO juga berdampak pada peningkatan kemampuan pendanaan seperti obligasi sub-debt, pertumbuhan kredit yang makin besar, dan meningkatkan nilai pemegang saham," ujarnya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008