Jakarta (ANTARA News) - Investor dan para analis saham saat ini kebingungan menghadapi gejolak pasar saham dan pergerakan harga saham sudah tidak masuk akal lagi sehingga sulit diprediksi kecenderungannya. "Bursa saham kita aneh. Ketika fundamental ekonomi bagus, harga-harga saham justru terus terpuruk," kata Dirut Finan Corfindo Edwin Sinaga kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Edwin mengungkapkan, kondisi pasar saham saat ini tidak mencerminkan kondisi fundamental yang sebenarnya dan hanya digerakkan oleh likuiditas sehingga volatilitas harga demikian tinggi."Pasar seperti ini riskan. Begitu likuiditas tidak ada maka tidak ada lagi yang dapat menggerakkan pasar," katanya. Sementara itu, Baskoro, seorang investor ritel di Jakarta mengatakan, pelaku pasar seakan pasrah menghadapi kondisi ini"Mau apa lagi, para analis saja tidak mampu lagi memprediksi, semuanya kebingungan," ujarnya. Dalam perdagangan saham hari ini, indeks BEI kembali turun tajam 79,246 poin atau 3,89 persen pada 1.958,752 poin. Nilai transaksi saham sebesar Rp2,97 triliun dengan 194 saham turun harganya dan hanya 17 saham yang naik. Nilai transaksi beli asing sebesar Rp695,867 miliar, sedangkan transaksi jual asing Rp953,45 miliar sehingga ada selisih jual (net sell) asing sebesar Rp257,58 miliar. Edwin menyatakan, semua harga saham di BEI sebenarnya sudah lebih murah, namun para pelaku pasar saling menunggu siapa yang lebih dahulu mengambil posisi. "Jika mereka masuk sekarang, besok bisa saja harga saham jatuh lebih dalam lagi," kata Edwin. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008