Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa pagi ditutup turun tajam dan berada di titik terendah dalam 17 bulan terakhir atau sejak penutupan 23 April 2007. IHSG ditutup anjlok 64,370 poin atau 3,16 persen menjadi 1.973,632, sedikit lebih tinggi dari penutupan 20 April 2007 yang di posisi 1.933,140. Sedangkan indeks LQ45 terkoreksi 14,855 poin atau 3,56 persen ke posisi 401,924 atau sedikit lebih baik dari penutupan 3 April 2007 yang berada di 397,0. Analis Riset PT Valbury Asia Securuties, Krisna Dwi Setiawan, mengungkapkan, melemahnya kembali harga minyak menjadi momen pelaku pasar untuk kembali melepas harga sahamnya, terutama yang berbasis komoditas. Harga minyak pada Selasa ini berada di kisaran harga 106 dolar AS per barel. Bahkan Krisna mengungkapkan, walaupun harga minyak sedikit "rebound" (naik kembali), namun kondisi itu justru dijadikan kesempatan pelaku pasar untuk menjual saham karena melihat trend harganya yang turun. Selain itu, turunnya beberapa bursa regional juga mempengaruhi pergerakan saham di BEI, diantaranya indeks Hang Seng di bursa Hongkong yang melemah 415,45 poin atau 2,0 persen menjadi 20.378,81 dan indeks Straits Times di bursa Singapura juga mengalami tekanan sebesar 44,62 poin atau 1,65 persen ke level 2.652,40. Kondisi inilah yang membuat pergerakan saham didominasi yang turun sebanyak 176 efek dibanding yang naik hanya 11 efek dan 27 efek tidak berubah harganya. Penurunan indeks dipimpin saham unggulan, seperti Bumi Resources yang turun Rp325 ke level Rp4.075, Indah Kiat melemah Rp200 ke posisi Rp1.490, Astra Agro Lestari terkoreksi Rp1.250 menjadi Rp14.700, Bank BRI terkikis Rp150 ke harga Rp5.800, Telkom tertekan Rp100 ke Rp7.550 dan Tambang Batubara Bukit Asam anjlok Rp650 di Rp11.600. Volume perdagangan mencapai 867,522 juta saham dengan nilai Rp1,405 triliun dari 28.881 kali transaksi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008