Wina (ANTARA News) - Perubahan cuaca, pembangunan kota masa depan dan layanan kebersihan direncanakan menjadi tiga topik utama Kongres Air Dunia ke-6, yang dibuka di Wina, Ahad malam.
Pola tradisional penanganan sumber daya air harus diubah, dan yang terpenting, proses daur-ulang air harus diwujudkan, demikian penegasan Glen Daigger, anggota delegasi penyelenggara International Water Association (IWA) pada suatu taklimat yang diselenggarakan sebelum upacara pembukaan.
Ia menyatakan bahwa konsep tradisional konsumsi air mesti diubah, dan "pemanfaatan sumber air harus lebih efektif".
Darren Saywell, anggota delegasi lain IWA, juga menyatakan pada taklimat tersebut bahwa hampir separuh penduduk dunia tak dapat menerima layanan kebersihan yang memadai, dan setiap hari rata-rata 3.000 hingga 5.000 orang meninggal akibat itu, banyak di antara mereka anak kecil yang berusia di bawah lima tahun.
Kekurangan instalasi kebersihan adalah masalah yang biasa dijumpai. Oleh karenanya, itu menjadi salah satu topik utama Kongres Air Dunia kali ini.
Sebanyak 3.000 peserta dari berbagai negara berencana menghadiri Kongres Air Dunia saat ini. Selama sidang resmi dari 8 hingga 11 September, dijadwalkan sebanyak 110 macam pertemuan serta serangkaian forum, ceramah, simposium dan pameran mengenai teknologi air.
Kongres Air Dunia, yang diselenggarakan oleh IWA, menjadi kerangka dasar bagi pertukaran pandangan mengenai penanganan sumber daya air dan strategi kebersihan serta masalah teknis lain yang berkaitan.
Melalui kerangka dasar tersebut, para peserta dari berbagai negara memiliki peluang untuk mengetahui pengalaman dan teknologi dari negara lain dalam penanganan sumber daya air serta kebersihan, dan membahas masalah lain yang berkaitan agar mereka dapat menemukan penyelesaian yang tepat.
Kongres Air Dunia diselenggarakan setiap dua tahun. Kongres terakhir diselenggarakan di ibukota China, Beijing, pada 2006, demikian Xinhua.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008