Cirebon (ANTARA News) - Jajaran Mabes Polri memeriksa lima gudang penyimpanan gula rafinasi yang diperuntukkan bagi kalangan industri. Pemeriksaan itu dilakukan menyusul dugaan beredarnya gula rafinasi yang diperjualbelikan secara bebas di pasaran. Hasil pantauan ANTARA News, Senin siang, pemeriksaan dilakukan di sebuah gudang penyimpanan Toko Baik, milik Yanto Budi Utomo yang berada di Jalan Plered nomor 1-3 Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Petugas langsung melakukan pemeriksaan dokumen jual beli, serta memeriksa puluhan ton tumpukan gula rafinasi dan gula lokal yang berada di dalam gudang tersebut, serta melakukan identifikasi dengan mengambil gambar dari tumpukan gula tersebut. Kedatangan petugas Mabes Polri sempat membuat kaget para pekerja yang sedang menurunkan gula dari sebuah kendaraan truk gandeng. Aktivitas bongkar muat sempat terhenti saat petugas melakukan pemeriksaan surat-surat dan isi gudang tersebut. Sekitar 15 menit petugas melakukan pemeriksaan. Pemilik gudang, Yanto Budi Utomo mendatangi tempat tersebut. Pada kesempatan itu, Yanto sempat keberatan atas tindakan petugas yang dengan tiba-tiba melakukan pemeriksaan. "Memang di gudang saya ini ada gula rafinasi. Tapi kita hanya memperjualbelikan gula itu kepada kalangan industri saja. Saya punya bukti-buktinya, silakan bapak periksa," kata Yanto kepada petugas yang tengah melakukan pemeriksaan. Menanggapi pernyataan itu, petugas tetap saja melakukan pemeriksaan dengan meminta seluruh dokumen keluar masuk barang ke tempat itu. Petugas juga sempat menanyakan data-data perusahaan dan perorangan yang membeli gula rafinasi. Namun, tak satupun petugas Mabes Polri bersedia menjawab pertanyaan wartawan. "Maaf mas kami sedang melakukan pemeriksaan, saat ini kami belum bisa berkomentar," kata seorang petugas yang menggunakan pakaian sipil. Dalam pemeriksaan tersebut, petugas Mabes Polri didampingi Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat (Jabar) Anwar Asmali dan sejumlah pengurus APTRI Jabar.Menurut Anwar, di wilayah Cirebon sedikitnya ada lima gudang penyimpanan gula rafinasi yang rata-rata memasarkan 20 ton per dua minggu setiap gudang, sehingga dalam dua minggu beredar 100 ton gula rafinasi di wilayah III Cirebon. Ia menduga terjadi kebocoran yang menyebabkan gula rafinasi atau kerap disebut sebagai gula impor, marak dijual di pasar bebas dengan harga di bawah harga gula lokal. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008