Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendesak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar meningkatkan kinerja sehingga mampu membukuan margin keuntungan sekitar satu persen dari total pendapatan operasional perusahaan, pada tahun 2009. "PLN pada 2009 diproyeksikan harus mencetak margin laba satu persen atau sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun," kata Dirjen Listrik Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral J Purwono, di Gedung MPR/DPR, Senin. Menurut Purwono, PLN mulai tahun depan sudah harus lebih sehat seperti perusahaan swasta lainnya. "Untuk PLN karena juga bertugas menjalankan tugas penyediaan listrik bagi masyarakat, pemerintah selalu siap membantu agar rencana dan target-target perusahaan dapat tercapai," tegasnya. Dijelaskannya, setiap keuntungan yang dicatat PLN juga merupakan pendapatan pemerintah dalam bentuk dividen ataupun pajak perusahaan. "Dengan laba sekitar Rp1 triliun hingga Rp2 triliun, nantinya tergantung pemerintah diambil semua atau tidak. Atau dikembalikan dalam bentuk dividen kepada negara," ujarnya. Pemerintah menargetkan tahun 2008 sebagai tahun pertama PLN mencatat untung dari rugi tahun 2007 sekitar Rp1,5 triliun. Namun harga minyak yang tinggi tahun ini menjadi faktor yang memupus harapan PLN mencetak untung, karena bahan bakar minyak masih mendominasi biaya energi perusahaan setrum pelat merah ini. Biaya energi mencapai 70 persen dari total biaya operasional perusahaan. Pada tahun 2009, pemerintah menargetkan subsisi listik mencapai Rp60,43 triliun. "Dalam perjalanannya subsidi listrik bisa naik turun. Kalaupun meningkat harus disesuaikan dengan kemampuan negara," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008