Prospek bisnis ritel saat ini masih menunjukkan tren positif

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menilai bahwa industri ritel memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi perdagangan dan konsumsi.

"Sektor perdagangan tumbuh 13,02 persen pada triwulan ketiga 2019. Sedangkan konsumsi sebesar 56,52 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto," papar Mendag dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di Jakarta, Selasa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2019 tumbuh 5,02 persen (year on year). Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tumbuh 5,04 persen.

Selain berkontribusi terhadap ekonomi nasional, Mendag menambahkan, sektor ritel juga berperan dalam memasarkan produk dalam negeri, terutama yang dihasilkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Prospek bisnis ritel saat ini masih menunjukkan tren positif yang dapat dilihat dari indikator pertumbuhan konsumsi Fast Moving Consumer Goods (FMCG)," katanya.

Ia mengemukakan pertumbuhan konsumsi FMCG di sektor ritel modern sebesar 7,6 persen, dengan rincian format minimarket 12 persen, dan format supermarket dan hypermarket tumbuh negatif 5,8 persen.

"Penurunan itu menunjukkan bahwa saat ini terjadi perubahan gaya konsumsi masyarakat yang saat ini lebih suka belanja toko yang lebih kecil. Mungkin karena lokasinya lebih dekat," katanya.

Maka itu, ia berharap agar pelaku usaha ritel besar dapat beradaptasi dan menyesuaikan konsep bisnis dengan pangsa pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, pangsa pasar ritel tradisional juga harus tetap dijaga pertumbuhannya agar tidak menimbulkan gejolak sosial.

"Ritel modern yang memiliki akses pengadaan barang dan distribusi lebih baik berkewajiban bantu warung dalam pengadaan barang dagangan. Oleh karena itu, Kemendag mendorong ritel modern Aprindo melakukan pola pemasukan barang ke ritel tradisional. Dengan pasokan stabil, diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan," katanya.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengakui adanya penurunan FMCG di format supermarket dan hypermarket seiring dengan tren perilaku konsumen yang sudah mulai berubah dalam belanja barang.

"Itu fakta, menunjukkan tren di mana perilaku konsumen yang agak sedikit berubah, cara beli konsumen saat ini tidak banyak, basket kecil. Kami merasakannya di lapangan," ucapnya.

Namun jika dirinci lebih jauh, lanjut dia, sektor produk pakaian, seperti departemen store yang mengalami perlambatan pertumbuhan.

"Sektor minimarket relatif masih tumbuh cukup baik," ucapnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019